Menyampaikan pidato yang berkesan tak hanya bergantung pada isi materi, namun juga bagaimana penyampaiannya. Sentuhan akhir yang unik dapat membuat pidato Anda meninggalkan kesan mendalam di hati audiens. Salah satu cara efektif adalah dengan mengakhirinya menggunakan pantun.
Pantun penutup pidato bukan sekadar penutup biasa, tetapi sebuah elemen artistik yang mampu mencairkan suasana dan membuat pesan Anda lebih mudah diingat. Namun, menemukan pantun yang tepat dan relevan memang membutuhkan kreativitas.
Keistimewaan Pantun Penutup Pidato
Menambahkan pantun di akhir pidato memberikan sentuhan personal dan unik. Hal ini akan membuat pidato Anda lebih berkesan dan diingat audiens.
Pantun yang dipilih hendaknya relevan dengan tema pidato dan disesuaikan dengan suasana agar terkesan natural. Jangan sampai pantun justru terasa dipaksakan atau tidak nyambung.
Selain itu, pantun bisa menjadi jembatan emosional antara pembicara dan pendengar. Ini membantu menciptakan suasana yang hangat dan akrab.
20 Contoh Pantun Penutup Pidato yang Menarik
Berikut ini 20 contoh pantun empat baris yang dapat Anda gunakan sebagai inspirasi untuk menutup pidato Anda. Contoh-contoh ini telah dikumpulkan dari berbagai sumber dan disesuaikan untuk berbagai konteks.
1. Di China ada pendeta,
Berpidato tak henti cakap.
Semua sibuk entah mengapa,
Sehingga salam penutup tak terjawab.
2. Penjahit benang di dalam peti,
Ibu Tuti menjahit kebaya.
Saya pamit untuk undur diri,
Terima kasih atas perhatiannya.
3. Jalan-jalan ke Taman Mini,
Singgah sebentar membeli kuaci.
Pidato saya sampai di sini,
Lain waktu kita sambung lagi.
4. Pisau menggores menjadi luka,
Rasanya sakit amatlah pedih.
Cukup sekian dari saya,
Saya haturkan terima kasih.
5. Pisau diasah pagi-pagi,
Bawa ke kebun untuk membabat.
Berakhir sudah pidatoku ini,
Semoga bisa memberi manfaat.
6. Bunga bangkai si Rafflesia Arnoldi,
Baunya sungguh busuk sekali.
Pidato pendidikan sampai di sini,
Semoga kelak berjumpa lagi.
7. Putih-putih bunga melati,
Harum mewangi di pagi hari.
Pidato saya cukup di sini,
Jika rindu harap hubungi.
8. Pergi ke pasar menjual rambutan,
Pasar dibuka pagi Senin.
Sampai jumpa teman-teman,
Semoga bertemu di kesempatan lain.
9. Pergi memancing ikan nila,
Nila dipancing di hari senja.
Salam undur diri dari saya,
Untuk teman-teman semuanya.
10. Jari telunjuk untuk menunjuk,
Cincin kawin di jari manis.
Kulihat teman-teman sudah ngantuk,
Tenang saja, pidatonya sudah habis.
11. Ke pulau seberang membawa barang,
Subuh hari berangkat berlayar.
Kalau pidatoku kurang panjang,
Silakan undang lagi, tapi bayar.
12. Bayi merangkak di atas tanah,
Merangkak hingga ke belakang rumah.
Semoga pidato ini menjadi berkah,
Untuk lentera di alam barzah.
13. Jalan-jalan ke Taman Mini,
Singgah sebentar membeli kuaci.
Pidato saya sampai sini,
Lain waktu kita sambung lagi.
14. Jalan-jalan ke kota Makkah,
Ingin sembah yang berlama-lama.
Semoga pidato ini membawa berkah,
Membawa rahmat untuk bersama.
15. Bunga mawar bunga melati,
Jangan lupa hirup baunya yah.
Ambil hikmah dari pidato ini,
Wabillahi taufik walhidayah.
16. Padi habis tinggal jerami,
Bakar dulu hingga bersih.
Rupanya pidatoku sampai di sini,
Cukup sekian terima kasih.
17. Penjahit benang membawa peti,
Ibu Wahyuni menjahit kebaya.
Saya pamit untuk undur diri,
Terima kasih atas perhatiannya.
18. Kalau ada sumur di ladang,
Boleh saya menumpang mandi.
Kalau ada umur yang panjang,
Boleh dong saya pidato lagi.
19. Tidur nyenyak di atas ranjang,
Air mengalir di kolam ikan.
Pidato saya memang panjang,
Walau panjang menyenangkan.
20. Rumah Budi Rumah Iwan.
Jika bertemu tinggal buka pintu,
Sampai jumpa kawan-kawan.
Semoga bertemu lain waktu.
Tips Memilih Pantun Penutup yang Tepat
Pilihlah pantun yang sesuai dengan isi dan tema pidato. Pantun yang tidak relevan akan terasa janggal dan mengurangi dampak pidato.
Perhatikan juga suasana saat Anda menyampaikan pidato. Sesuaikan nada dan isi pantun agar selaras dengan suasana tersebut.
Latih pengucapan pantun agar terdengar lancar dan berkesan. Ucapkan dengan intonasi yang tepat untuk menambah daya tarik.
Semoga contoh-contoh pantun di atas dapat menginspirasi Anda dalam menyampaikan pidato yang berkesan. Ingatlah, kunci utama adalah memilih pantun yang relevan, disampaikan dengan percaya diri, dan mencerminkan kepribadian Anda.