Airbus Defence memperkenalkan Flexrotor, pesawat udara tak berawak (UAV) terbaru mereka, kepada pasar Indonesia. Pengenalan ini dilakukan dalam ajang Indo Defence Expo & Forum 2025, menandai Flexrotor sebagai salah satu produk unggulan Airbus di pameran pertahanan terbesar di Indonesia tersebut.
Desain unik Flexrotor memungkinkan UAV setinggi kurang lebih 2 meter ini lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL).
Flexrotor: Drone VTOL dengan Kemampuan Operasional Unggul
Flexrotor, hasil akuisisi Airbus Defence & Space terhadap startup Drone Forge asal Australia, memiliki kemampuan operasional yang mumpuni.
Dengan bobot lepas landas maksimum (MTOW) hingga 25 kilogram, UAV ini mampu terbang hingga 14 jam dalam sekali penerbangan dan menjangkau jarak hingga 100 kilometer.
Sistem pengawasan berbasis darat memungkinkan operasi efektif untuk misi pengintaian jarak jauh, bahkan mendukung pasukan di lapangan.
Keunggulan lainnya adalah kemampuan lepas landas dan pendaratan secara otonom, baik di darat maupun laut, hanya membutuhkan area seluas 3,7 x 3,7 meter.
Teknologi Canggih dan Fleksibilitas Tinggi Flexrotor
Flexrotor dirancang dengan fleksibilitas tinggi untuk berbagai misi.
Pesawat ini dapat diintegrasikan dengan berbagai jenis “kepala”, termasuk sistem penginderaan elektro-optik dan sensor canggih, sesuai kebutuhan pelanggan.
Kemampuan otonom Flexrotor dan kebutuhan ruang operasional yang minimal menjadikannya sangat ideal untuk misi ekspedisi di area terbatas.
Flexrotor telah melewati uji coba di berbagai medan ekstrem dan telah mencatatkan 3.000 jam terbang operasional.
Potensi Pasar Indonesia dan Penerapan Flexrotor
Airbus melihat Indonesia sebagai pasar potensial bagi Flexrotor.
Selain misi pertahanan, Flexrotor dapat digunakan untuk berbagai misi sipil, seperti pemantauan kebakaran hutan.
UAV ini dapat mengambil gambar area kebakaran untuk membantu petugas pemadam kebakaran, baik siang maupun malam hari.
Aplikasi lainnya meliputi navigasi es (membantu kapal angkatan laut melewati es di Samudra Arktik), penegakan hukum, dan patroli perbatasan.
Vincent Dubrule, Head of Region Asia-Pacific Airbus Helicopters, optimis akan tingginya minat terhadap Flexrotor di Indonesia dan pasar global.
Kolaborasi antara Airbus Defence & Space dan Drone Forge ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI) untuk penerapan dan integrasi operasional sistem udara nirawak ini.
Kehadiran Flexrotor di pasar Indonesia menandai langkah signifikan dalam teknologi UAV. Dengan kemampuannya yang canggih dan fleksibel, Flexrotor berpotensi besar untuk memenuhi berbagai kebutuhan misi, baik di sektor pertahanan maupun sipil, di Indonesia dan seluruh dunia. Kemampuan otonominya dan efisiensi ruang operasional menjadikan Flexrotor sebagai solusi yang efektif dan modern untuk berbagai tantangan di masa depan.