Timnas Voli Putri Indonesia kembali menelan pil pahit di AVC Women’s Nations Cup 2025. Setelah kalah dari Iran dan Filipina, Srikandi Indonesia kembali tumbang di laga ketiga babak penyisihan grup B. Kekalahan telak 0-3 (17-25, 12-25, 24-26) melawan Kazakhstan di Dong Anh Gymnasium, Hanoi, Vietnam, menutup peluang Indonesia untuk melaju ke semifinal. Pertandingan ini menandai rentetan kekalahan ketiga secara beruntun bagi timnas voli putri Indonesia.
Kekalahan ini tentu menjadi pukulan telak bagi para pemain dan pendukung voli Indonesia. Namun, perjalanan timnas voli putri masih berlanjut dengan dua pertandingan tersisa. Pertandingan selanjutnya akan menjadi ajang evaluasi dan pembuktian bagi tim untuk memperbaiki performa.
Perlawanan Indonesia yang Tak Berbuah Hasil
Indonesia mengawali set pertama dengan kurang optimal. Kazakhstan langsung memimpin dengan skor 15-12. Upaya mengejar ketertinggalan tak membuahkan hasil, Kazakhstan menutup set pertama dengan skor 25-17. Kondisi ini kemudian berlanjut hingga set kedua.
Pertahanan rapat Kazakhstan menjadi kendala besar bagi Indonesia. Serangan-serangan Indonesia kerap dipatahkan oleh blok-blok kuat dari tim lawan. Skor pun semakin menjauh, Indonesia tertinggal jauh 9-19. Set kedua berakhir dengan skor telak 25-12 untuk kemenangan Kazakhstan.
Kendala Tak Teratasi di Set Penentu
Masalah yang dihadapi di set kedua berlanjut ke set ketiga. Kazakhstan kembali unggul empat poin di awal set. Namun, Indonesia menunjukkan semangat juang yang tinggi. Yolla Yuliana dan kawan-kawan berhasil menyamakan kedudukan 21-21.
Sayangnya, beberapa kesalahan fatal di poin-poin krusial dimanfaatkan Kazakhstan untuk menutup kemenangan di set ketiga dengan skor 26-24. Kekalahan ini pun memastikan Indonesia gagal melaju ke semifinal.
Peluang Terakhir dan Evaluasi Ke Depan
Meskipun peluang lolos ke semifinal telah tertutup, Indonesia masih memiliki dua pertandingan sisa. Mereka akan menghadapi Mongolia pada Rabu dan Selandia Baru pada Kamis. Kedua pertandingan ini menjadi kesempatan berharga bagi tim untuk mengevaluasi kekurangan dan memperbaiki strategi.
Pertandingan melawan Mongolia dan Selandia Baru bukan hanya sekadar pertandingan formalitas. Laga-laga tersebut merupakan kesempatan emas bagi tim untuk meningkatkan performa dan membangun kepercayaan diri. Pelatih Octavian dan tim pelatih perlu menganalisa secara mendalam kelemahan tim, khususnya dalam menghadapi pertahanan rapat lawan. Peningkatan kualitas blok dan serangan menjadi fokus utama dalam persiapan menghadapi laga-laga selanjutnya.
Kekalahan ini tentu mengecewakan, namun bukan akhir dari segalanya. Perlu evaluasi dan perbaikan yang menyeluruh untuk menatap masa depan voli putri Indonesia dengan lebih baik. Semoga di pertandingan selanjutnya, Srikandi Indonesia bisa menunjukkan performa yang lebih maksimal dan membanggakan.