PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi menghentikan penjualan skutik Avenis 125 di Indonesia. Keputusan ini diambil setelah motor tersebut dinilai belum mampu menembus pasar Tanah Air secara signifikan.
Penghentian penjualan ini dikonfirmasi langsung oleh pihak Suzuki. Avenis 125 telah menghilang dari situs resmi Suzuki sejak awal Juni 2025.
Alasan Penghentian Penjualan Suzuki Avenis 125
Suzuki menyatakan fokus pada produk yang lebih diterima pasar Indonesia. Hal ini menjadi alasan utama dihentikannya penjualan Avenis 125.
Sejak tahun 2024, Suzuki sebenarnya telah mengumumkan akan menghabiskan sisa stok Avenis 125 yang ada. Motor ini pertama kali diperkenalkan di Indonesian Motorcycle Show (IMOS) 2022.
Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Avenis 125 di Pasar Indonesia
Berbeda dengan kompetitor seperti Honda Vario dan Yamaha Lexi yang dirakit di dalam negeri, Avenis 125 merupakan produk Completely Built Up (CBU) atau impor utuh dari India.
Desain yang berasal dari Suzuki India mungkin kurang sesuai dengan selera pasar Indonesia. Ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penjualan yang kurang optimal.
Ukuran velg Avenis 125 juga menjadi pertimbangan. Ukuran velg depan 12 inci dan velg belakang 10 inci dinilai terlalu kecil dibandingkan kompetitornya.
Spesifikasi Teknis Suzuki Avenis 125
Avenis 125 dibekali mesin 125 cc, SOHC, dengan teknologi Suzuki Eco Performance (SEP). Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 8,6 dk pada 6.750 rpm dan torsi 10 Nm pada 5.500 rpm.
Sistem pendingin udara masih digunakan pada motor ini. Meskipun memiliki spesifikasi yang cukup baik, namun hal tersebut tampaknya tak cukup untuk menarik minat konsumen.
Dimensi dan Kapasitas Tangki
Dimensi Avenis 125 terbilang kompak. Panjangnya 1.895 mm, lebar 710 mm, dan tinggi 1.175 mm.
Wheelbase-nya mencapai 1.265 mm dengan ground clearance 160 mm dan tinggi jok 780 mm. Kapasitas tangki bahan bakarnya 5,2 liter.
Strategi Suzuki ke Depan Setelah Menghentikan Penjualan Avenis 125
Dengan penghentian penjualan Avenis 125, Suzuki akan lebih fokus pada model-model lain yang telah terbukti diterima dengan baik di pasar Indonesia.
Model-model tersebut antara lain Nex, Address, Burgman Street, Vstrom 250 SX, GSX-R150, Gixxer SF 250, GSX-S150, dan Satria. Suzuki akan berupaya untuk memperkuat pangsa pasar dengan model-model tersebut.
Ke depannya, Suzuki kemungkinan besar akan lebih cermat dalam memilih model yang akan dipasarkan di Indonesia. Pertimbangan utama tentu saja adalah kesesuaian dengan selera dan kebutuhan pasar lokal.
Pengalaman dengan Avenis 125 menjadi pembelajaran berharga bagi Suzuki dalam memahami dinamika pasar sepeda motor Indonesia yang kompetitif. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan strategi pemasaran mereka di masa mendatang.
Meskipun Avenis 125 gagal menarik perhatian konsumen Indonesia, penghentian penjualannya menunjukkan komitmen Suzuki untuk fokus pada produk yang lebih kompetitif dan sesuai dengan preferensi pasar domestik. Hal ini merupakan langkah strategis agar Suzuki dapat tetap bersaing di pasar otomotif Indonesia yang dinamis.