Pasar tradisional Sunda Jadul menawarkan pengalaman liburan akhir pekan yang unik dan ramah lingkungan. Konsepnya mengembalikan suasana perdagangan tradisional dengan tata letak terbuka, desain lapak sederhana, dan produk-produk lokal yang minim bahan kimia berbahaya. Ini menjadi alternatif menarik bagi keluarga yang ingin melepas penat di tengah alam.
Lokasi Pasar Tradisional Sunda Jadul di Jawa Barat
Bagi warga Jawa Barat dan Jabodetabek, beberapa pasar tradisional Sunda Jadul bisa menjadi pilihan wisata kuliner dan relaksasi yang menarik. Berikut dua pilihan yang patut dikunjungi:
1. Pasar Awi Campernik di Cimahi
Pasar Awi Campernik terletak di kawasan Eco Wisata Cimenteng, Cimahi. Keunikannya terletak di tengah hutan bambu yang rindang dan sejuk.
Jam Buka
- Minggu, 07.00-13.30 WIB
- Pasar hanya buka dua kali sebulan, pada minggu ke-1 dan ke-3.
Alamat
- Jl. Terobosan, Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Pasar ini menawarkan berbagai jajanan tradisional tanpa bahan pengawet berbahaya. Menu andalannya antara lain surabi oncom dan es goyobod.
Pengunjung dapat masuk tanpa biaya tiket masuk. Sistem pembayaran menggunakan koin bambu (“pernik”). Lima pernik senilai Rp 5.000, sepuluh pernik Rp 10.000, dan dua puluh pernik Rp 20.000. Setelah berbelanja, pengunjung dapat bersantai di area hutan bambu. Menurut Raditya Fadilah, pengunjung Google Maps, pasar ini sangat cocok untuk healing sambil menikmati kuliner tradisional Sunda.
2. Pasar Padaringan di Bandung
Pasar Padaringan terletak di tengah hutan bambu Cibiru, Bandung. Suasananya yang asri dan sejuk menambah daya tarik wisata kuliner ini.
Jam Buka
- Minggu, 07.00-12.00 WIB
- Pasar hanya buka dua kali sebulan, pada minggu ke-1 dan ke-3.
Alamat
- Bukit Mbah Garut, Jl. Cilengkrang 1, Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat.
Sama seperti Pasar Awi Campernik, Pasar Padaringan juga menggunakan sistem pembayaran dengan koin. Kuliner yang ditawarkan beragam, meliputi surabi, awug, leupuet, es goyobod, dan bandrek. Harga jajanan ditentukan oleh masing-masing pedagang UMKM setempat.
Keberadaan Pasar Padaringan tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Ketua Pokdarwis Cisurupan, Ari Irawan, menyatakan perputaran uang di pasar ini dapat mencapai Rp 20 juta. Ia berharap pasar ini dapat terus berkembang dan mempromosikan seni budaya Sunda.
Tips Mengunjungi Pasar Sunda Jadul
Kedua pasar ini memiliki jam operasional yang terbatas dan mungkin berubah sewaktu-waktu. Sangat disarankan untuk mengecek informasi terbaru sebelum berkunjung. Ingat juga untuk menjaga kebersihan dan tidak membawa pulang koin bambu. Dengan demikian, kita dapat menikmati liburan yang menyenangkan sekaligus mendukung UMKM lokal.