Duo Red Velvet, Irene & Seulgi, kembali menyapa penggemar dengan mini album kedua mereka yang berjudul “TILT”. Album ini menandai comeback mereka setelah hampir lima tahun vakum, sejak perilisan mini album debut “Monster” pada tahun 2020. Lagu utama “TILT”, yang dirilis pada 26 Mei 2025, menawarkan eksplorasi menarik tentang kekuatan yang ditemukan di tengah ketidakseimbangan. Lagu ini mengajak pendengar untuk menantang perspektif mereka sendiri dan menemukan kekuatan di dalamnya.
Lirik “TILT” yang penuh metafora dan nuansa emosional, mengungkapkan perjalanan penemuan kekuatan diri melalui situasi yang tidak stabil. Musiknya yang dinamis mengarah pada pengalaman pendengar yang mendalam dan penuh makna. Berikut analisis lebih lanjut mengenai lagu ini:
Lirik dan Terjemahan Lagu “TILT”
Lirik lagu “TILT” ditulis dengan lirik bahasa Korea yang puitis dan dipadukan dengan melodi yang catchy. Berikut lirik dan terjemahan bahasa Indonesia yang dapat membantu pembaca memahami pesan lagu secara utuh:
Ooh, darling, we’re meant to be
Follow my love
We’re meant to be
Ooh, sayang, kita memang ditakdirkan untuk bersama
Ikuti cintaku
Kita memang ditakdirkan untuk bersama
Nappeun hogisimeun maebeon geueodun seoneul neomeo
Hansungando nuneul mot tte, there’s no game over
Galsurok deo ajjilhae, feel like a seesaw play
Ttokbaro seoitgido beogeowo boini stop pretending
Beotigineun geujjeum hamyeon chungbunhae just let it
Olko geureum ttawin modu naeryeonwado dwae
Jom deo gwagamhage walk into my line
Keingintahuan yang buruk melewati batas setiap saat
Tidak dapat berpaling barang sedetik pun, tidak ada permainan yang berakhir
Kegembiraan terus meningkat, terasa seperti permainan jungkat-jungkit
Kamu hampir tidak bisa diam jadi berhentilah berpura-pura
Cukup bertahan, kamu bisa membiarkannya saja
Kamu bisa melepaskan apa yang benar atau salah
Beranilah, masuklah ke dalam garisku
Lanjutan lirik dan terjemahannya akan dijelaskan secara rinci di bagian selanjutnya.
Makna dan Interpretasi Lirik “TILT”
Lagu “TILT” secara metaforis menggambarkan sebuah hubungan yang penuh tantangan, namun tetap menawarkan potensi kebahagiaan. Kata “TILT” sendiri merujuk pada keadaan tidak seimbang, mencerminkan dinamika hubungan yang penuh naik turun.
Penggunaan metafora “jungkat-jungkit” (seesaw) menggambarkan ketidakstabilan emosional dalam hubungan tersebut. Namun, lirik juga menekankan pentingnya keberanian untuk menghadapi ketidakpastian dan menerima perasaan yang kompleks, baik cinta maupun benci, sebagai bagian dari takdir.
Refrein “Push me too hard, I’ll tilt, tilt, tilt” menunjukkan batas toleransi dalam hubungan, sementara “Take me too high, I’ll tilt, tilt, tilt” menunjukkan keinginan untuk pengalaman yang lebih intens, meskipun berisiko.
Bait terakhir, “Bandaepyeone seoseo seororeul tto mireonae / Mangsangdeuri mandeureonaen, love and hate, but it’s fate / Don’t break it down, down, down,” merangkum dinamika tarik-menarik dalam hubungan yang meskipun penuh kontradiksi, tetap dianggap sebagai takdir.
Pengaruh Musik dan Kesimpulan
Aransemen musik “TILT” mendukung lirik yang kuat. Lagu ini memadukan unsur musik elektronik dengan melodi yang memikat, menghasilkan sebuah karya yang menarik dan memukau.
Secara keseluruhan, “TILT” bukan hanya sekadar lagu pop yang catchy, tetapi juga sebuah karya seni yang mendalam dan penuh makna. Lagu ini menawarkan pencerahan tentang pentingnya menerima ketidaksempurnaan dan menemukan kekuatan di tengah ketidakseimbangan, baik dalam hubungan maupun kehidupan secara umum. Pesan lagu ini universal dan pasti akan beresonansi dengan banyak pendengar.
Comeback Irene & Seulgi dengan “TILT” menunjukkan evolusi musikal yang signifikan. Mereka berhasil menciptakan sebuah karya yang unik, mendalam, dan menyenangkan bagi pendengar. “TILT” berpotensi menjadi lagu ikonik dalam discografi Red Velvet dan menetapkan standar tinggi untuk comeback di masa depan.