Paul Pogba, mantan bintang Manchester United dan Juventus, baru-baru ini mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam terhadap Juventus setelah menjalani hukuman larangan bermain selama 18 bulan karena kasus doping. Pengakuan mengejutkan ini disampaikan dalam wawancara eksklusif dengan program Sept à Huit di saluran televisi Prancis TF1. Pernyataan Pogba memberikan gambaran lebih dalam mengenai masa sulit yang dialaminya, melebihi sekadar hukuman atas pelanggaran aturan anti-doping. Ia merasa ditinggalkan oleh klub yang pernah dibelanya. Kejadian ini menambah kompleksitas kisah karier pesepakbola berbakat asal Prancis tersebut.
Kekecewaan Mendalam Pogba terhadap Juventus
Dalam wawancara tersebut, Pogba secara terang-terangan mengungkapkan rasa sakit hati karena merasa ditinggalkan Juventus saat menghadapi hukuman doping. Tes doping positif dilakukan setelah pertandingan Serie A melawan Udinese pada tahun 2023, ironisnya, saat Pogba hanya duduk di bangku cadangan. Pogba menjelaskan bahwa ia meminta dukungan dari Juventus, khususnya untuk mempertahankan pelatih kebugaran pribadi. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh klub. “Saya meminta bantuan dari Juventus, tapi tidak diberikan,” kata Pogba, seperti dikutip Gazzetta dello Sport. “Saya ingin tetap memiliki pelatih kebugaran pribadi karena saya masih bagian dari tim. Itu hak saya. Tapi Juventus tidak mendukung saya, dan itu membekas dalam hati saya.” Pernyataan ini menunjukkan betapa besar kekecewaan Pogba terhadap perlakuan Juventus. Ia merasa diperlakukan bukan sebagai pemain yang membutuhkan dukungan, melainkan sebagai beban.
Karier Pogba: Dari Manchester United hingga Monaco
Paul Pogba, yang kini berusia 32 tahun, memulai kariernya dengan gemilang. Namun, perjalanan kariernya tidak selalu mulus. Setelah sempat dilepas Manchester United, ia kemudian bergabung dengan Juventus dan kembali ke Old Trafford sebelum akhirnya bergabung dengan AS Monaco. Kini, Pogba memulai babak baru di AS Monaco. Setelah periode sulit, ia berharap dapat kembali menunjukkan kemampuan terbaiknya di lapangan hijau. Pengalaman pahit dengan Juventus diharapkan menjadi pelajaran berharga dalam perjalanan kariernya selanjutnya.
Fakta Menarik Seputar Paul Pogba
Di luar kontroversi dan kekecewaan, Paul Pogba memiliki beberapa fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui publik. Berikut beberapa di antaranya:
Julukan Unik “Il Polpo Paul”
Nama besar Pogba mulai dikenal luas setelah Piala Dunia 2010. Salah satu julukannya yang cukup unik adalah “Il Polpo Paul,” yang berarti “Paul Gurita” dalam bahasa Italia. Julukan ini mencerminkan kemampuannya yang serba bisa di lapangan. Namun, julukan yang lebih populer di kalangan penggemar sepak bola adalah “Pogboom,” yang merujuk pada tendangan keras dan spektakulernya.
Profesionalisme Tinggi dalam Merawat Tubuh
Pogba menunjukkan dedikasi tinggi terhadap kariernya, bahkan sejak usia muda. Ia telah mempekerjakan fisioterapis pribadi sejak usia 16 tahun untuk menjaga kesehatannya. Selain fisioterapis, Pogba juga didukung oleh ahli gizi untuk memastikan asupan nutrisi yang tepat. Komitmen ini membuktikan betapa seriusnya ia dalam menjaga kondisi fisik untuk dapat berprestasi di dunia sepak bola.
Penghargaan “Golden Boy”
Prestasi Pogba di dunia sepak bola tidak hanya ditunjukkan di lapangan. Ia juga pernah meraih penghargaan bergengsi “Golden Boy” pada tahun 2013 dan 2014. Penghargaan ini diberikan kepada pemain muda terbaik di Eropa. Pogba bergabung dengan deretan nama-nama besar seperti Lionel Messi, Wayne Rooney, dan Mario Gotze yang juga pernah meraih penghargaan yang sama. Kesimpulannya, kisah Paul Pogba lebih dari sekadar naik turunnya karier seorang pesepakbola. Ia merupakan studi kasus yang menarik tentang tekanan di dunia sepak bola profesional, pentingnya dukungan tim, dan kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan. Semoga pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi Pogba, dan ia dapat kembali bersinar di AS Monaco.