Dari modal Rp 10 juta, Yati Monalisa sukses membangun bisnis batik khas Tangerang. Ia bermimpi mengembangkan usaha batiknya, Batik Umi Aiman, menjadi UMKM kelas atas.
Untuk mencapai tujuannya, Yati aktif mengikuti berbagai program pemberdayaan UMKM, termasuk pelatihan, pameran, dan kompetisi. Dedikasi dan kerja kerasnya telah membuahkan hasil yang mengesankan.
Perjuangan Membangun Batik Umi Aiman
Yati memulai bisnis batiknya pada Desember 2023. Modal awal yang terbatas tidak menyurutkan semangatnya.
Dengan Rp 10 juta, ia membeli satu canting, kain, dan memulai produksi sekitar 50 potong batik. Ia menekankan pada proses yang bertahap dan sesuai kemampuannya.
Keuntungan dari penjualan awal digunakan untuk menambah peralatan produksi, seperti gawangan dan canting baru. Pesanan batik umumnya berupa seragam kelompok, diperoleh melalui WhatsApp dan pameran.
Yati menyesuaikan harga batik sesuai lokasi penjualan. Pameran gratis sangat membantunya karena ia bisa menawarkan harga promo.
Harga promo batiknya mencapai Rp 325.000, lebih murah dibanding harga normal Rp 350.000 – Rp 400.000. Hal ini meningkatkan daya tarik produknya.
Strategi Pemasaran dan Tantangan
Seiring peningkatan kapasitas produksi, Yati mendapat saran untuk berjualan online dan di media sosial. Namun, ia masih kesulitan karena skala usahanya masih kecil dan membutuhkan tambahan tenaga kerja.
Awalnya, batik Yati dikenal di kalangan pemerintah Kecamatan Larangan, Tangerang Kota. Kemudian, pemasarannya merambah ke kecamatan lain.
Namanya semakin dikenal hingga ke Tangerang Selatan, dan ia diundang bergabung dengan Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha (ASIPA) Tangerang Selatan.
Pengalaman sebelumnya sebagai karyawan toko batik ternama turut berperan. Ia pernah menangani bazar di beberapa hotel.
Yati sempat memiliki stan di beberapa hotel di Tangerang. Namun, karena sepi pemesanan, ia memutuskan untuk fokus pada pemesanan dan pameran.
Ia berharap suatu saat dapat kembali membuka stan di hotel, karena potensi pasarnya yang cukup besar. Tamu hotel yang mengikuti rapat, seminar, atau lokakarya merupakan target pasar yang potensial.
Program BRIncubator dan Cita-cita Masa Depan
Untuk meningkatkan usahanya, Yati mengikuti berbagai program pemberdayaan UMKM. Ia tergabung dalam UMKM binaan Rumah BUMN BRI Jakarta.
Melalui Rumah BUMN BRI Jakarta, ia mengetahui Program BRIncubator 2025 dan telah mendaftar.
Yati berharap program ini dapat membantu mengembangkan bisnisnya dan dikenal lebih luas di luar Tangerang Kota. Ia bermimpi bisa mengikuti pameran berskala nasional.
BRIncubator merupakan program pelatihan dan pendampingan bagi UMKM. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM binaan BRI agar siap ekspor.
Lebih dari 1.600 UMKM telah mengikuti program ini sejak 2018. Pada 2025, ditargetkan lebih dari 1.000 UMKM akan bergabung.
Keberhasilan Yati Monalisa dalam membangun bisnis batiknya dari modal kecil menunjukkan kegigihan dan kerja kerasnya. Semoga keinginannya untuk naik kelas dan berpartisipasi dalam pameran nasional dapat terwujud.