Menyampaikan pidato atau ceramah yang berkesan tak hanya bergantung pada isi materi. Penutup yang memukau dapat meninggalkan kesan mendalam di hati audiens, meningkatkan daya ingat mereka terhadap pesan yang disampaikan. Salah satu cara efektif untuk mencapai hal ini adalah dengan menggunakan pantun penutup yang kreatif dan relevan.
Pantun, selain menyegarkan suasana, juga dapat memberikan kesan hangat dan personal, membuat pidato Anda lebih diingat. Namun, menciptakan pantun yang tepat membutuhkan sedikit kreativitas dan inspirasi. Berikut beberapa contoh pantun penutup yang dapat Anda gunakan sebagai inspirasi atau modifikasi untuk pidato Anda.
Beragam Inspirasi Pantun Penutup Pidato yang Menarik
Berikut ini 20 contoh pantun penutup pidato yang telah dikurasi dari berbagai sumber, khususnya laman Pelajarindo dan Pantuncinta2000 (data terakhir diakses 17 November 2022). Pantun-pantun ini dirancang untuk memberikan variasi pilihan, sehingga Anda dapat memilih yang paling sesuai dengan tema dan suasana pidato Anda.
Ingatlah untuk menyesuaikan pantun dengan konteks pidato Anda. Jangan ragu untuk memodifikasi bait-baitnya agar lebih personal dan relevan dengan pesan yang ingin disampaikan.
Berikut contoh pantun-pantunnya:
1. Di China ada pendeta,
Berpidato tak henti cakap.
Semua sibuk entah mengapa,
Sehingga salam penutup tak terjawab.
2. Penjahit benang di dalam peti,
Ibu Tuti menjahit kebaya.
Saya pamit untuk undur diri,
Terima kasih atas perhatiannya.
3. Jalan-jalan ke Taman Mini,
Singgah sebentar membeli kuaci.
Pidato saya sampai di sini,
Lain waktu kita sambung lagi.
4. Pisau menggores menjadi luka,
Rasanya sakit amatlah pedih.
Cukup sekian dari saya,
Saya haturkan terima kasih.
5. Pisau diasah pagi-pagi,
Bawa ke kebun untuk membabat.
Berakhir sudah pidatoku ini,
Semoga bisa memberi manfaat.
6. Bunga bangkai si Rafflesia Arnoldi,
Baunya sungguh busuk sekali.
Pidato pendidikan sampai di sini,
Semoga kelak berjumpa lagi.
7. Putih-putih bunga melati,
Harum mewangi di pagi hari.
Pidato saya cukup di sini,
Jika rindu harap hubungi.
8. Pergi ke pasar menjual rambutan,
Pasar dibuka pagi Senin.
Sampai jumpa teman-teman,
Semoga bertemu di kesempatan lain.
9. Pergi memancing ikan nila,
Nila dipancing di hari senja.
Salam undur diri dari saya,
Untuk teman-teman semuanya.
10. Jari telunjuk untuk menunjuk,
Cincin kawin di jari manis.
Kulihat teman-teman sudah ngantuk,
Tenang saja, pidatonya sudah habis.
11. Ke pulau seberang membawa barang,
Subuh hari berangkat berlayar.
Kalau pidatoku kurang panjang,
Silakan undang lagi, tapi bayar.
12. Bayi merangkak di atas tanah,
Merangkak hingga ke belakang rumah.
Semoga pidato ini menjadi berkah,
Untuk lentera di alam barzah.
13. Jalan-jalan ke Taman Mini,
Singgah sebentar membeli kuaci.
Pidato saya sampai sini,
Lain waktu kita sambung lagi.
14. Jalan-jalan ke kota Makkah,
Ingin sembah yang berlama-lama.
Semoga pidato ini membawa berkah,
Membawa rahmat untuk bersama.
15. Bunga mawar bunga melati,
Jangan lupa hirup baunya yah.
Ambil hikmah dari pidato ini,
Wabillahi taufik walhidayah.
16. Padi habis tinggal jerami,
Bakar dulu hingga bersih.
Rupanya pidatoku sampai di sini,
Cukup sekian terima kasih.
17. Penjahit benang membawa peti,
Ibu Wahyuni menjahit kebaya.
Saya pamit untuk undur diri,
Terima kasih atas perhatiannya.
18. Kalau ada sumur di ladang,
Boleh saya menumpang mandi.
Kalau ada umur yang panjang,
Boleh dong saya pidato lagi.
19. Tidur nyenyak di atas ranjang,
Air mengalir di kolam ikan.
Pidato saya memang panjang,
Walau panjang menyenangkan.
20. Rumah Budi Rumah Iwan.
Jika bertemu tinggal buka pintu,
Sampai jumpa kawan-kawan.
Semoga bertemu lain waktu.
Tips Memilih Pantun Penutup yang Tepat
Memilih pantun yang tepat sejalan dengan isi pidato sangat penting. Pertimbangkan tema dan suasana yang ingin diciptakan.
Pantun yang humoris cocok untuk suasana santai, sementara pantun yang lebih serius sesuai untuk pidato formal.
Membuat Pantun Penutup Sendiri
Anda juga dapat mencoba membuat pantun penutup sendiri. Ini akan membuat pidato Anda lebih personal dan berkesan.
Perhatikan rima dan irama, serta pastikan pantun Anda relevan dengan isi pidato.
Dengan berbagai pilihan dan tips di atas, diharapkan Anda dapat menciptakan penutup pidato yang memukau dan berkesan bagi audiens Anda. Semoga pidato Anda selalu bermanfaat dan diingat.