PT Gudang Garam Tbk (GGRM), produsen rokok ternama di Indonesia, telah menghentikan pembelian tembakau dari ribuan petani di Temanggung, Jawa Tengah. Langkah ini diambil akibat penurunan penjualan rokok yang signifikan dan berdampak pada penumpukan stok tembakau di gudang perusahaan. Temanggung, yang selama puluhan tahun menjadi pemasok utama tembakau bagi industri rokok nasional, kini menghadapi dampak serius dari kebijakan ini.
Penghentian pembelian ini telah dikonfirmasi oleh Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) DPC Temanggung, Siyamin. Ia menjelaskan bahwa Gudang Garam telah berhenti membeli tembakau dari Temanggung sejak tahun lalu. Petani di Temanggung, menurut Siyamin, menerima keputusan ini dengan beragam reaksi.
Penurunan Penjualan Rokok dan Dampaknya pada Gudang Garam
Penjualan rokok Gudang Garam yang terus merosot menjadi faktor utama penghentian pembelian tembakau dari Temanggung. Laporan keuangan GGRM menunjukkan penurunan laba bersih yang signifikan di tahun 2024.
Laba bersih GGRM anjlok hingga 81,57 persen di tahun 2024, mencapai Rp 980,8 miliar. Hal ini jauh menurun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp 5,32 triliun. Penurunan pendapatan juga tercatat sebesar 17,06 persen, dari Rp 118,95 triliun menjadi Rp 98,65 triliun.
Penjelasan Gudang Garam dan Reaksi Petani Temanggung
Siyamin menjelaskan beberapa alasan yang diberikan Gudang Garam terkait penghentian pembelian tembakau. Pertama, stok tembakau yang sudah melimpah di gudang perusahaan.
Kedua, penurunan omzet penjualan rokok yang dialami perusahaan. Ketiga, penurunan tingkat produksi rokok Gudang Garam. Informasi ini didapatkannya setelah kunjungan bersama pejabat Kabupaten Temanggung ke Kediri, pusat produksi Gudang Garam.
Kondisi Petani Tembakau Temanggung
Petani Temanggung kini menghadapi tantangan besar akibat kebijakan Gudang Garam. Daya tawar mereka melemah karena kehilangan pembeli utama.
Mereka kesulitan mencari alternatif pembeli dengan harga dan volume yang setara dengan Gudang Garam. Kondisi ini mengancam perekonomian petani tembakau di Temanggung.
Analisis Kinerja Keuangan Gudang Garam Tahun 2024
Kinerja keuangan Gudang Garam di tahun 2024 menunjukkan penurunan signifikan di berbagai sektor. Biaya pokok pendapatan juga turun, namun tetap tidak mampu mencegah penurunan laba.
Pendapatan GGRM tahun 2024 mayoritas berasal dari sigaret kretek mesin (Rp 86,62 triliun). Pendapatan dari produk lainnya seperti sigaret kretek tangan, rokok klobot, dan kertas karton relatif kecil dibandingkan dengan sigaret kretek mesin. Total aset perusahaan juga mengalami penurunan, meskipun total ekuitas naik sedikit.
Kesimpulan Mengenai Masa Depan Industri Tembakau
Penurunan penjualan rokok dan dampaknya pada Gudang Garam memberikan gambaran tentang tantangan yang dihadapi industri tembakau saat ini. Regulasi pemerintah yang semakin ketat dan perubahan gaya hidup masyarakat mempengaruhi permintaan rokok.
Situasi ini memerlukan adaptasi strategi bagi pelaku industri dan solusi yang tepat untuk membantu petani tembakau agar tetap dapat mempertahankan mata pencaharian mereka. Ke depan, diversifikasi produk dan pencarian pasar alternatif menjadi kunci keberlangsungan industri tembakau.