Indonesia resmi memiliki pusat pelatihan Paralimpiade bertaraf internasional. Berlokasi di kaki Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, Paralympic Training Center (PTC) ini diharapkan mampu mencetak atlet-atlet difabel Indonesia yang berprestasi di kancah internasional. Pembangunannya yang telah rampung menandai komitmen pemerintah untuk mendukung kemajuan olahraga Paralimpiade di Tanah Air.
Proyek ambisius ini menelan biaya Rp421,9 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan fasilitas modern dan lengkap, PTC diharapkan menjadi pusat pembinaan atlet Paralimpiade yang efektif dan efisien.
Fasilitas Kelas Dunia di Paralympic Training Center
PTC Karanganyar dibangun di lahan seluas 80.262 m2, dengan luas bangunan mencapai 34.346 m2. Kompleks ini terdiri dari dua gedung utama: Gedung GOR 1 seluas 17.482 m2 dan gedung asrama seluas 16.864 m2.
Gedung asrama yang terdiri dari dua tower empat lantai ini mampu menampung hingga 392 atlet dalam 188 kamar. Desainnya dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan para atlet difabel.
Selain gedung utama, terdapat berbagai fasilitas penunjang lainnya yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan latihan atlet.
- Kolam renang utama, kolam pemanasan, dan kolam recovery dirancang untuk olahraga akuatik.
- Arena boccia, menembak, tenis meja (termasuk tenis meja kursi roda), badminton, angkat besi, dan blind judo melengkapi pilihan cabang olahraga.
- Lapangan sepak bola, lintasan atletik 400 meter, lintasan lompat jauh, lompat tinggi, dan tolak peluru memberikan pilihan latihan atletik yang lengkap.
- Ruang multifungsi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk pelatihan dan pertemuan.
Target Prestasi Internasional dan Pembinaan Atlet
Menteri PUPR, Dody Hanggodo, optimistis PTC akan menjadi kunci peningkatan prestasi atlet Paralimpiade Indonesia. Beliau meyakini Indonesia memiliki potensi besar dalam mencetak atlet-atlet berbakat di cabang olahraga difabel.
Dengan fasilitas pelatihan yang terintegrasi dan modern, para atlet diharapkan dapat berlatih secara lebih optimal dan terarah, meningkatkan daya saing di tingkat internasional. PTC ini tidak hanya ditujukan untuk atlet nasional, tetapi juga direncanakan untuk kegiatan pelatihan bersama atlet dari negara lain.
Rencana Pengembangan Tahap Berikutnya
Direktur Jenderal Prasarana Strategis, Maulidya Indah Junica, mengungkapkan bahwa semua fasilitas olahraga di PTC telah memenuhi standar internasional. Namun, pengembangannya tidak berhenti sampai di sini.
Pemerintah telah merencanakan pembangunan tahap kedua yang akan mencakup penambahan satu gedung GOR dan satu gedung asrama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penampungan atlet dan mengakomodasi lebih banyak cabang olahraga. Ekspansi ini menunjukkan komitmen jangka panjang pemerintah dalam memajukan olahraga Paralimpiade di Indonesia.
Pembangunan Paralympic Training Center di Karanganyar merupakan langkah signifikan dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan prestasi atlet difabelnya. Dengan fasilitas yang memadai dan dukungan pemerintah yang kuat, diharapkan akan lahir lebih banyak atlet berprestasi yang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Keberhasilan ini diharapkan akan berdampak positif bagi perkembangan olahraga Paralimpiade di Indonesia, menginspirasi generasi muda difabel untuk berprestasi.