Indonesia terus memacu adopsi kendaraan listrik (EV) dengan target ambisius: 100.000 unit mobil listrik terjual hingga akhir 2025. Pencapaian hingga April 2025 telah menunjukkan tren positif, dengan penjualan melampaui 16.000 unit dan mencapai 23.900 unit secara total pada kuartal pertama tahun ini. Pemerintah optimistis target tersebut dapat tercapai, mengingat pertumbuhan penjualan EV yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Insentif Pajak dan Dukungan Pemerintah
Pemerintah Indonesia memberikan dorongan signifikan pada penjualan mobil listrik melalui insentif pajak. Perpanjangan insentif PPN DTP 10 persen dan PPnBM DTP 3 persen untuk mobil listrik berbasis baterai (BEV) hingga Desember 2025 menjadi kunci percepatan ini.
Kebijakan ini, yang tertuang dalam PMK No. 12/2025, mensyaratkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen. Dirjen Pajak Dwi Astuti menjelaskan bahwa insentif ini memiliki tujuan ganda: mendorong pertumbuhan industri otomotif EV dan mengurangi emisi karbon.
Pengembangan Infrastruktur Pengisian Kendaraan Listrik
Pemerintah, bersama PLN, gencar membangun infrastruktur pengisian kendaraan listrik. Target pembangunan 2.400 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di seluruh Indonesia terus dikejar.
Per Mei 2025, 1.200 SPKLU telah beroperasi di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. Swasta juga turut berkontribusi. V-Green, misalnya, berkomitmen membangun 100.000 titik pengisian dalam tiga tahun ke depan, dimulai dari kota-kota besar.
Kukuh Kumara dari Gaikindo menjelaskan bahwa pengembangan infrastruktur ini penting untuk mengatasi keraguan konsumen terkait jarak tempuh dan ketersediaan SPKLU.
Dominasi BYD dan Tren Pasar Kendaraan Listrik
BYD memimpin pasar kendaraan listrik di Indonesia hingga kuartal pertama 2025, menguasai 38,5 persen pangsa pasar. Model-model andalannya seperti BYD M6, Atto 3, dan Seal menjadi primadona.
Wuling berada di posisi kedua dengan Air ev dan Binguo EV, yang mencatatkan penjualan 9.596 unit pada 2024. Model baru seperti BYD Sealion juga berkontribusi signifikan, terjual 1.793 unit sejak peluncurannya.
Meskipun ada sedikit penurunan penjualan pada April 2025 sebesar 12,96 persen, pasar tetap menunjukkan pertumbuhan yang sehat.
Pertumbuhan BEV dan Harga yang Makin Terjangkau
Penjualan BEV telah melampaui kendaraan hybrid per Maret 2025, berkontribusi sebesar 8,1 persen terhadap total pasar otomotif nasional. Hal ini didorong oleh penurunan harga dan meningkatnya pilihan model yang tersedia.
Jongkie Sugiarto dari Gaikindo menyatakan bahwa harga EV yang kini berkisar Rp 400-600 juta jauh lebih terjangkau dibandingkan dua tahun lalu. Keterjangkauan harga menjadi faktor utama pertumbuhan penjualan.
Indonesia Berpotensi Menjadi Pusat Produksi EV Global
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi EV global. Keberadaan rantai pasok yang terintegrasi dan cadangan mineral melimpah, khususnya nikel, menjadi daya tarik utama.
Rachmat Kaimuddin menekankan bahwa transisi ke kendaraan listrik bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kemandirian energi dan lingkungan yang lebih bersih untuk masa depan Indonesia. Dengan strategi yang tepat, Indonesia bisa menjadi pemain kunci dalam industri EV global.
Target penjualan 100.000 unit mobil listrik pada tahun 2025 memang ambisius, namun dengan dukungan pemerintah yang kuat, pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, dan tren pasar yang positif, target tersebut memiliki peluang besar untuk tercapai. Keberhasilan ini akan menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara terdepan dalam transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.