Gunung Rinjani, dengan keindahannya yang memukau, menyimpan sisi lain yang berbahaya. Kecelakaan pendaki, bahkan hingga berujung kematian, bukanlah hal baru di gunung berapi aktif ini. Baru-baru ini, dunia dikejutkan dengan jatuhnya Juliana Marins, seorang turis asal Brasil. Namun, tragedi ini hanyalah satu dari sekian banyak kasus serupa yang telah terjadi.
Artikel ini akan merangkum beberapa kecelakaan pendaki di Gunung Rinjani yang telah terjadi, menunjukkan betapa pentingnya keselamatan dan persiapan matang sebelum mendaki gunung yang menantang ini.
Tragedi Terkini: Juliana Marins, Turis Brasil yang Tewas di Tebing Rinjani
Juliana Marins, turis asal Brasil, menjadi korban terbaru dari kecelakaan di Gunung Rinjani. Ia jatuh dari tebing pada 21 Juni 2025.
Keberadaannya sempat terdeteksi oleh drone, dan suara minta tolongnya terdengar. Namun, upaya penyelamatan terhambat oleh kabut tebal dan medan yang sulit.
Setelah pencarian selama empat hari, tim SAR akhirnya menemukannya. Sayangnya, Juliana dinyatakan meninggal dunia pada 24 Juni 2025.
Kasus Kecelakaan Pendaki Gunung Rinjani Lainnya
Boaz Bar Anam, Turis Portugal yang Tewas Saat Selfie
Pada Jumat, 19 Agustus 2022, Boaz Bar Anam, warga negara Portugal, meninggal dunia akibat jatuh saat mencoba selfie di sekitar puncak Gunung Rinjani.
Tinggi tempat kejadian diperkirakan mencapai 180 meter. Evakuasi jenazahnya dilakukan pada Senin, 22 Agustus 2022, oleh Basarnas NTB dan relawan melalui jalur Sembalun.
Rennie Bin Abdul Ghani, Pendaki Malaysia yang Jatuh ke Jurang
Rennie Bin Abdul Ghani, pendaki asal Malaysia berusia 57 tahun, ditemukan meninggal dunia pada Minggu, 4 Mei 2025.
Ia jatuh ke dalam jurang sedalam 80 meter di jalur pendakian Torean. Tim SAR menerima laporan pada Sabtu, 3 Mei 2025, dan menemukan jenazahnya sekitar pukul 10.30 WITA keesokan harinya.
Muhammad Fuad Hasan, Pendaki Asal Surabaya yang Terjatuh ke Jurang
Muhammad Fuad Hasan (26), pendaki asal Surabaya, mengalami nasib serupa pada tahun 2021. Ia tewas setelah jatuh ke dalam jurang sedalam 100 meter di jalur Senaru.
Muhammad Ainul Taksim, Korban Gempa Lombok 2018
Muhammad Ainul Taksim, pendaki asal Makassar, Sulawesi Selatan, meninggal dunia akibat gempa Lombok berkekuatan magnitudo 6,4 pada 29 Juli 2018.
Ia diduga tertimpa longsor bebatuan saat berada di dekat Danau Segara Anak.
Taufik, Pendaki Asal Bantul yang Ditemukan Tewas di Danau Segara Anak
Pada tahun 2017, Taufik, seorang pendaki asal Bantul, ditemukan tewas mengapung di Danau Segara Anak.
Pihak BTN Gunung Rinjani mencatat bahwa ia melakukan registrasi pendakian bersama dua rekannya pada Jumat, 21 April 2017.
Kaifat Rafi Mubarok, Pendaki Asal Jakarta yang Hilang dan Ditemukan Tewas
Kaifat Rafi Mubarok (16), pendaki asal Jakarta, dilaporkan hilang setelah jatuh ke jurang pada 29 September 2024.
Setelah pencarian selama seminggu, tim SAR gabungan menemukan jenazahnya pada Selasa, 8 Oktober 2024. Evakuasi terhambat oleh medan yang sulit dan cuaca buruk.
Kesimpulan: Keselamatan di Atas Segalanya
Kasus-kasus di atas menunjukkan betapa pentingnya persiapan yang matang dan pengetahuan tentang kondisi medan sebelum melakukan pendakian di Gunung Rinjani.
Keselamatan harus diprioritaskan di atas segalanya. Semoga tragedi-tragedi ini menjadi pembelajaran bagi para pendaki untuk selalu mengutamakan keselamatan dan mematuhi peraturan yang berlaku.