Di pesisir Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya di Pantai Karang Hawu, Cisolok, tersembunyi sebuah tempat yang dianggap keramat oleh sebagian warga sekitar. Konon, tempat ini pernah disinggahi oleh Nyi Roro Kidul, Ratu Laut Selatan yang melegenda.
Keyakinan ini telah turun-temurun diwariskan, dan hingga kini masih dipegang teguh oleh mereka yang percaya. Buktinya, Edo Supriadi, seorang warga setempat, rutin mengunjungi tempat tersebut dengan membawa sesaji.
Gua Keramat Karang Hawu: Tempat Peristirahatan Sang Ratu?
Gua Karang Hawu terletak di balik batu besar di kaki tebing Gunung Winarum. Aksesnya cukup sulit, hanya bisa dicapai melalui jalan setapak dari sisi timur pantai.
Tidak ada penunjuk arah yang jelas, seolah tempat ini hanya bisa ditemukan oleh mereka yang memang ditakdirkan untuk datang. Suasana di dalam gua sangat sunyi dan dingin, dengan sisa-sisa dupa dan sesaji berserakan.
Di sudut gua terdapat kendi tua berisi air laut yang dipercaya telah dibacakan doa. Jejak-jejak basah di dinding gua seakan menceritakan kisah panjang tempat ini.
Karang Kursi: Singgasana Nyi Roro Kidul?
Selain gua, terdapat formasi batu unik di atas bukit karang, tepat di ujung tebing. Batu besar ini menyerupai singgasana, yang oleh penduduk setempat diyakini sebagai tempat Nyi Roro Kidul bersemayam.
Mereka percaya, Nyi Roro Kidul sering “duduk” di karang kursi ini, memandang cakrawala, terutama saat purnama. Konon, bagi mereka yang datang dengan niat tulus, bisa mendapatkan petunjuk atau solusi atas masalahnya.
Waktu-waktu tertentu seperti purnama, Jumat Kliwon, atau malam Suro dianggap sebagai saat sakral, di mana batas antara dunia nyata dan gaib menipis.
Kisah-Kisah Misterius dan Keunikan Pantai Karang Hawu
Edo, yang menjaga tempat ini, telah menyaksikan beberapa kejadian aneh. Ada pengunjung yang tiba-tiba jatuh pingsan atau kesurupan setelah naik ke atas bukit tanpa melakukan ritual pembuka.
Hal ini diyakini karena kurangnya penghormatan atau ketidakhati-hatian pengunjung. Pantai Karang Hawu sendiri memiliki keunikan tersendiri, namanya berasal dari formasi karang besar yang menyerupai tungku atau “hawu” dalam bahasa Sunda.
Namun, lebih dari sekadar keindahan alam, Pantai Karang Hawu menyimpan cerita dan keyakinan yang turun temurun diwariskan. Edo bukanlah juru kunci, ia hanya warga biasa yang merasa terpanggil untuk menjaga kelestarian tempat keramat ini.
Ia ingin tempat ini tetap dihormati dan tidak hanya dijadikan objek wisata biasa. Gua Karang Hawu dan karang kursinya menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan keyakinan lokal masih hidup dan dijaga, meskipun dalam dunia yang kian modern dan rasional.
Tempat ini mengingatkan kita akan adanya sisi lain dari kehidupan, di mana mitos, budaya, dan keyakinan lokal menyatu. Suatu tempat yang menyimpan misteri dan kekayaan budaya bagi mereka yang percaya.
Artikel ini telah dimuat di detikJabar.