FIA, badan pengatur Formula 1, memberlakukan aturan baru yang membatasi fleksibilitas sayap belakang mobil balap. Aturan ini berlaku mulai Grand Prix Cina akhir pekan ini.
Langkah tegas ini diambil sebagai respons terhadap kontroversi “mini-DRS” tahun lalu. Beberapa tim memanfaatkan fleksibilitas sayap belakang untuk mendapatkan keuntungan aerodinamis signifikan.
McLaren, Korban Aturan Baru FIA?
Mantan pembalap F1, Johnny Herbert, memprediksi McLaren akan paling terdampak. Tim ini diketahui memiliki masalah dengan sayap belakang yang mengalami fleksibilitas berlebihan.
Herbert menjelaskan bagian belakang sayap McLaren, atau trailing edge, terlihat melentur signifikan. Hal ini memberikan keuntungan aerodinamis berupa kecepatan lebih tinggi di lintasan lurus.
Dengan DRS aktif, celah yang seharusnya hanya melebar 3 milimeter, bisa mencapai lebih dari 50 milimeter. Keuntungan ini, walau tampak kecil, memberikan keunggulan kompetitif bagi McLaren.
Sayap yang lebih fleksibel mengurangi hambatan udara. Ini meningkatkan kecepatan mobil di lintasan lurus dan menyulitkan mobil lain untuk menyalip.
Pengujian Ketat dan Pengawasan Intensif
FIA telah meningkatkan pengujian sejak Grand Prix Australia. Kamera khusus dipasang untuk memantau pergerakan sayap belakang setiap mobil.
FIA juga berencana memperketat regulasi jika ditemukan pelanggaran lebih lanjut. Tujuannya menciptakan persaingan yang lebih adil dan merata di antara tim-tim Formula 1.
Pengujian yang lebih ketat ini bertujuan untuk memastikan tidak ada tim yang memanfaatkan celah regulasi. FIA berkomitmen untuk menegakkan aturan secara konsisten.
Dampak bagi McLaren dan Masa Depan Kompetisi
McLaren belum memberikan pernyataan resmi terkait aturan baru ini. Namun, mereka kemungkinan harus mendesain ulang sayap belakang mobil mereka.
Grand Prix Cina akan menjadi ujian sesungguhnya. Perubahan aturan ini berpotensi mengurangi keunggulan utama McLaren di lintasan lurus.
Aturan baru FIA ini diharapkan menciptakan persaingan yang lebih seimbang dan menarik. Ke depannya, kita akan melihat bagaimana tim-tim F1 beradaptasi dengan aturan yang lebih ketat ini.
Keberhasilan FIA dalam menegakkan aturan baru ini akan menentukan masa depan kompetisi F1. Apakah akan tercipta persaingan yang lebih seimbang atau justru muncul strategi baru untuk mengeksploitasi celah regulasi lainnya?