Serangan udara Israel di Teheran telah menciptakan suasana mencekam bagi warga sipil. Ketakutan dan kepanikan terasa nyata, terutama bagi mereka yang tinggal di dekat lokasi-lokasi yang menjadi sasaran serangan. Kisah seorang saudari jurnalis BBC di Teheran menggambarkan situasi tersebut dengan jelas.
Melalui sambungan WhatsApp yang tersendat-sendat, ia mengungkapkan rasa khawatirnya yang mendalam. Ketidakpastian masa depan menimbulkan kecemasan yang besar.
Kehidupan di Bawah Bayang-Bayang Serangan
Serangan udara Israel yang dimulai Kamis malam telah membuat Teheran menjadi medan perang. Pesawat-pesawat tempur Israel berseliweran di langit ibu kota, disambut oleh tembakan antipesawat Iran yang sebagian besar tidak efektif.
Dari apartemennya di gedung tinggi, saudari jurnalis BBC ini menyaksikan secara langsung serangan-serangan tersebut. Kejadian ini membuat pikirannya dipenuhi kekhawatiran.
Militer Israel telah memerintahkan evakuasi di distrik tempat tinggalnya. Namun, ia memilih untuk tetap tinggal, meskipun khawatir terhadap keberadaan sebuah unit komersial di dekat apartemennya yang diduga dimiliki Korps Garda Revolusi Iran.
Ketidaktahuan akan aktivitas sebenarnya dari unit tersebut menambah kecemasannya. Banyak warga Teheran tidak mengetahui siapa tetangga mereka, atau apakah ada target militer di dekat mereka. Aktivitas Korps Garda Revolusi Iran sebagian besar bersifat rahasia dan dilakukan secara tersembunyi.
Dampak Serangan terhadap Kehidupan Warga Sipil
Meskipun listrik dan air masih tersedia di sebagian besar Teheran, pasokan makanan mulai menipis. Banyak toko telah tutup, termasuk toko roti, sebagian karena kekurangan bahan baku, sebagian lagi karena pemiliknya mengungsi.
Berbeda dengan ratusan ribu, bahkan mungkin jutaan, warga yang telah mengungsi, ia memilih untuk bertahan. Alasannya sederhana: ia tidak memiliki tempat tujuan.
Jalanan yang tadinya padat, kini terlihat lengang. Warga yang masih bertahan di rumah hanya berani keluar jika sangat perlu, karena takut menjadi korban serangan.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa antrean panjang di SPBU mulai berkurang, begitu pula kemacetan di jalan keluar Teheran. Namun, ancaman lain muncul, yaitu kemungkinan penyebaran kontaminasi radioaktif.
Warga yang tinggal di sekitar fasilitas nuklir yang menjadi sasaran serangan Israel hidup dalam ketakutan. Badan pengawas nuklir internasional sejauh ini menyatakan belum ada perubahan tingkat radioaktivitas di luar dua lokasi yang diserang dan rusak pada Jumat.
Peran Media dan Respon Internasional
Di tengah situasi mencekam ini, warga Iran bergantung pada saluran TV berbahasa Persia yang berbasis di luar negeri untuk memperoleh informasi. BBC Persia menjadi salah satu sumber utama berita.
Lalu lintas situs BBC Persia dari dalam Iran meningkat drastis. Meskipun koneksi internet sangat lambat, situs ini tetap menjadi rujukan utama bagi warga Teheran untuk mendapatkan informasi terkini.
Presiden Trump telah menyerukan Iran untuk menyerah, namun Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menolak menyerah. Perang ini menimbulkan berbagai pertanyaan besar tanpa jawaban yang pasti.
Ke mana arah konflik ini? Berapa lama serangan akan berlangsung? Pertanyaan-pertanyaan ini terus menghantui warga Teheran yang hidup di bawah bayang-bayang perang.
Kehidupan di Teheran saat ini adalah gambaran nyata dari penderitaan warga sipil di tengah konflik berskala besar. Ketakutan, ketidakpastian, dan kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok menjadi realitas sehari-hari bagi mereka yang memilih untuk tetap bertahan di rumah.