Rupiah kembali menunjukkan kekuatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat pagi, 13 Juni 2025. Nilai tukar dolar AS dibuka melemah di kisaran Rp 16.200-an, memberikan angin segar bagi perekonomian Indonesia.
Data *Reuters* mencatat pelemahan ini sebagai tren positif, menunjukkan peningkatan kepercayaan terhadap rupiah di pasar internasional. Mari kita telusuri lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan mata uang ini.
Pelemahan Dolar AS dan Pergerakan di Pasar Asia
Pada pukul 09.20 WIB, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tercatat di angka Rp 16.189, turun 45 poin atau 0,28% dari posisi pembukaan di Rp 16.230.
Pergerakan ini menunjukkan tren pelemahan yang cukup signifikan. Dolar AS diperdagangkan di rentang Rp 16.189 hingga Rp 16.230 sepanjang pagi ini.
Tren pelemahan dolar AS juga terlihat terhadap beberapa mata uang Asia lainnya. Meskipun menguat 0,61% terhadap won Korea Selatan, dolar AS melemah 0,23% terhadap yen Jepang.
Terhadap dolar Hong Kong, pelemahan mencapai 0,01%, sementara terhadap franc Swiss, pelemahannya mencapai 0,35%. Ini menunjukkan dinamika yang kompleks di pasar mata uang Asia.
Analisis Inflasi AS dan Negosiasi Tarif dengan China
Ariston Tjendra, pengamat pasar keuangan, memberikan analisisnya terkait pelemahan dolar AS. Ia menyebutkan bahwa data inflasi konsumen AS di bulan Mei yang berada di bawah ekspektasi pasar menjadi salah satu faktor utama.
Kondisi ini meningkatkan kemungkinan Bank Sentral AS akan memangkas suku bunga. Pemangkasan suku bunga biasanya berdampak pada pelemahan nilai mata uang negara tersebut.
Namun, Ariston juga menyoroti kurangnya kemajuan dalam negosiasi tarif antara AS dan China. Ketidakpastian ini membuat pelaku pasar cenderung lebih berhati-hati.
Mereka tidak langsung berinvestasi besar-besaran di aset berisiko, sehingga pelemahan dolar AS tidak terlalu drastis. Faktor ini menjadi penyeimbang dalam situasi tersebut.
Potensi Pengaruh Konflik Israel-Iran
Meskipun tren saat ini menunjukkan pelemahan dolar AS, Ariston mengingatkan akan potensi perubahan situasi. Konflik yang memanas antara Israel dan Iran menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
Serangan Israel ke Iran berpotensi membalikkan sentimen pasar. Kekhawatiran akan dampak konflik terhadap perekonomian global dapat mendorong penguatan dolar AS sebagai aset safe haven.
Hal ini disebabkan karena investor cenderung mencari aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian geopolitik. Dolar AS biasanya menjadi pilihan utama dalam situasi seperti ini.
Oleh karena itu, perkembangan situasi geopolitik ini akan sangat menentukan arah pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dalam beberapa hari ke depan. Penting untuk terus memantau perkembangan berita terkini.
Kesimpulannya, pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, mulai dari data ekonomi AS hingga perkembangan geopolitik internasional. Situasi yang dinamis ini memerlukan pemantauan yang ketat untuk memahami pergerakan pasar selanjutnya.