Indonesia tengah gencar mempercepat negosiasi dua perjanjian perdagangan internasional yang krusial: Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Area (I-EAEU FTA). Kedua perjanjian ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian nasional dengan membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia ke Eropa dan Eurasia. Target penyelesaiannya? Tahun 2025.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso optimistis kedua perjanjian ini akan rampung sesuai target. Ia menekankan pentingnya penyelesaian negosiasi untuk memberikan manfaat nyata bagi pelaku usaha dan masyarakat Indonesia.
Perjanjian IEU-CEPA: Membuka Pintu Pasar Eropa
Negosiasi IEU-CEPA telah berlangsung selama hampir sembilan tahun, dimulai sejak 18 Juli 2016. Putaran ke-19 baru saja selesai digelar di Bogor, Jawa Barat pada 1-5 Juli 2024.
Perjanjian ini diproyeksikan akan memberikan akses pasar yang lebih baik bagi berbagai produk unggulan Indonesia di pasar Eropa. Hal ini termasuk komoditas unggulan seperti kelapa sawit, produk pertanian, tekstil, dan elektronik.
Selain akses pasar, IEU-CEPA juga akan mencakup isu-isu penting lainnya seperti investasi, pemberdayaan UMKM, dan keberlanjutan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Perjanjian I-EAEU FTA: Menjajaki Potensi Pasar Eurasia
Negosiasi I-EAEU FTA dimulai lebih baru, yakni pada 5 Desember 2022. Putaran ke-4 negosiasi telah dilaksanakan pada 18-20 Maret 2024 di Yerevan, Armenia.
Perjanjian ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memasuki pasar Eurasia yang potensial. Dengan pasar yang luas dan beragam, I-EAEU FTA diharapkan mampu mendiversifikasi pasar ekspor Indonesia.
Sama seperti IEU-CEPA, I-EAEU FTA juga akan berfokus pada penurunan hambatan tarif dan non-tarif. Hal ini akan memudahkan ekspor produk-produk Indonesia, khususnya produk manufaktur padat karya.
Manfaat Komprehensif bagi Indonesia
Baik IEU-CEPA maupun I-EAEU FTA dirancang untuk memberikan manfaat yang komprehensif bagi Indonesia. Keduanya bukan hanya sekadar perjanjian perdagangan, melainkan juga mencakup kerjasama investasi dan pemberdayaan UMKM.
Meningkatnya investasi asing di sektor-sektor strategis, seperti industri dengan teknologi maju, menjadi salah satu harapan utama dari kedua perjanjian ini. Teknologi maju akan menjadi pendorong penting bagi hilirisasi dan peningkatan nilai tambah produk ekspor.
Dengan menurunkan hambatan perdagangan, kedua perjanjian ini juga diharapkan dapat menjadi alternatif bagi produk-produk Indonesia yang terdampak kebijakan tarif negara lain, seperti Amerika Serikat. Diversifikasi pasar ekspor akan membuat Indonesia lebih tahan terhadap guncangan ekonomi global.
Kedua perjanjian ini secara khusus akan memprioritaskan produk manufaktur padat karya, pertanian, dan perikanan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor-sektor tersebut.
Kesimpulannya, keberhasilan negosiasi IEU-CEPA dan I-EAEU FTA akan menjadi tonggak penting bagi perekonomian Indonesia. Dengan akses pasar yang lebih luas dan kerjasama yang lebih erat, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Suksesnya negosiasi ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
