Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyerukan pengelolaan sampah rumah tangga sebagai langkah krusial mengurangi polusi plastik, khususnya di Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Ia menekankan tanggung jawab individu dan kolaborasi multipihak untuk mengatasi masalah sampah yang semakin kompleks ini.
Khofifah mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Upaya ini, menurutnya, merupakan bagian penting dari mitigasi perubahan iklim.
Pengelolaan Sampah dari Rumah: Tanggung Jawab Bersama
Khofifah menegaskan pentingnya komitmen masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya. Hal ini menjadi dasar pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.
Program pengelolaan sampah berbasis komunitas juga mendapat dukungan penuh dari Gubernur. Kesadaran dan tindakan individu merupakan kunci keberhasilan program ini.
Kerja Sama Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat
Di tingkat pemerintahan, kolaborasi menjadi kunci utama. Kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan berbagai pemangku kepentingan dinilai penting untuk menciptakan solusi inovatif.
Solusi inovatif ini meliputi daur ulang sampah, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, dan pemanfaatan sampah untuk menghasilkan energi. Semua pihak perlu terlibat aktif dalam proses ini.
Inovasi Jawa Timur dalam Pengelolaan Sampah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah meluncurkan berbagai program inovatif. Salah satunya adalah Program Desa Bersih dan Lestari (Desa Berseri) yang dijalankan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jatim.
Program Desa Berseri telah mencakup 1.126 desa/kelurahan. Program ini juga telah berhasil mendirikan 5.170 bank sampah, jumlah terbanyak di Indonesia.
Fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya, juga menjadi contoh nyata inovasi pengelolaan sampah. Fasilitas ini telah menjadi model percontohan nasional.
Program-program ini telah terbukti efektif dalam mengurangi volume sampah. Pemerintah berharap inovasi-inovasi serupa akan terus berkembang.
Sebagai contoh nyata komitmen, Pemprov Jatim mengerahkan alat berat untuk membersihkan pantai. Pembersihan pantai Bayem hingga Gemah dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan pesisir.
Tantangan Nasional dan Solusi Konkret
Data tahun 2023 menunjukkan timbulan sampah nasional mencapai 69,9 juta ton. Dari jumlah tersebut, 66,28 persen berhasil dikelola.
Pemerintah menargetkan pengelolaan sampah 100 persen pada 2025. Target ini meliputi 30 persen pengurangan dan 70 persen penanganan sampah.
Sampah plastik menjadi tantangan besar. Jumlah sampah plastik diperkirakan mencapai 800.000 ton pada tahun ini.
Menjelang Idul Adha, Khofifah mengimbau penggunaan wadah yang dapat digunakan kembali. Penggunaan kantong plastik sekali pakai untuk pembagian daging kurban diharapkan dapat dikurangi.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan baik di tingkat provinsi maupun nasional, harapannya pengelolaan sampah di Indonesia dapat semakin optimal. Partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci keberhasilannya. Kolaborasi dan inovasi berkelanjutan akan menentukan masa depan lingkungan yang lebih baik.