Tragedi jatuhnya pendaki Brasil, Juliana, di Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025, menyisakan duka mendalam. Penemuan jenazahnya pada Selasa, 24 Juni 2025, memperlihatkan betapa menantang dan berbahayanya medan di puncak gunung tersebut. Seorang pendaki asal Malaysia, Xiao E Ching, mengungkapkan kronologi penemuan Juliana melalui video drone yang diunggahnya di akun Instagramnya, @natadecoco_ee.
Video tersebut memberikan gambaran detail mengenai lokasi jatuhnya Juliana dan upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Xiao dan sesama pendaki. Kisah ini menyoroti bahaya tersembunyi di Gunung Rinjani dan pentingnya kesiapsiagaan saat mendaki.
Kronologi Penemuan Juliana oleh Pendaki Malaysia
Xiao E Ching dan rombongannya tengah menuruni Gunung Rinjani pada Sabtu pagi sekitar pukul 10.00 WITA. Mereka sedang merekam pemandangan dengan drone saat teriakan minta tolong menggema.
Awalnya, mereka mengira teriakan itu terkait izin penggunaan drone. Namun, mereka kemudian diberitahu tentang seorang pendaki yang jatuh ke jurang dan membutuhkan pertolongan.
Dengan sigap, Xiao dan rombongan bergegas menuju lokasi kejadian. Mereka kemudian menggunakan drone untuk mencari Juliana yang dilaporkan jatuh sekitar pukul 05.30 WITA.
Upaya Penyelamatan dan Kondisi Juliana
Berkat bantuan drone, Juliana berhasil ditemukan di bawah tebing, pada kedalaman yang diperkirakan sekitar 200-300 meter. Awalnya terlihat masih bergerak.
Xiao dan pendaki lainnya berupaya menenangkan Juliana dengan berteriak dan memberikan dukungan moral. Mereka juga menerbangkan drone dengan tulisan “wait” untuk memberikan harapan.
Selama 2-3 jam, mereka melakukan pemantauan berkala terhadap Juliana menggunakan drone, sambil berdoa untuk keselamatannya. Sayangnya, baterai drone akhirnya habis.
Mereka juga menghubungi tim penyelamat, namun keterbatasan sinyal di puncak gunung menjadi kendala.
Posisi Juliana yang jatuh semakin dalam seiring waktu, dari perkiraan awal 200 meter menjadi 500 meter, dan akhirnya ditemukan pada kedalaman 600 meter di sekitar Danau Segara Anak, daerah yang dikenal sebagai titik berbahaya bagi pendaki.
Pesan Xiao E Ching dan Dampak Tragedi
Xiao E Ching baru mengunggah video tersebut setelah turun dari gunung dan meminta maaf karena keterbatasan yang dialaminya.
Dia menjelaskan bahwa sebagian video disamarkan demi menjaga privasi Juliana. Rekaman lengkap hanya akan diberikan kepada keluarga Juliana.
Kisah ini menjadi pengingat akan bahaya yang mengintai para pendaki di Gunung Rinjani, khususnya di area Cemara Nunggal yang kerap disebut sebagai titik neraka.
Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya persiapan yang matang, peralatan yang memadai, dan komunikasi yang efektif selama pendakian untuk meminimalisir risiko kecelakaan.
Basarnas, yang terlibat dalam proses evakuasi, menyatakan Juliana ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada pukul 18.00 WITA.
Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi para pendaki dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan di gunung.