Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara langsung menemui Irwansyah, seorang warga Kampung Gabus, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, pada Jumat (20/6/2025). Pertemuan ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan Irwansyah atas pembongkaran warungnya pada Rabu (18/6/2025), yang membuatnya menyatakan keengganan untuk memilih Dedi Mulyadi kembali dalam Pilkada mendatang. Pertemuan tersebut berlangsung di dekat lokasi bekas warung Irwansyah, dengan didampingi Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang.
Pertemuan Dedi Mulyadi dan Irwansyah: Dari Kekecewaan hingga Kesepakatan
Suasana pertemuan antara Dedi Mulyadi dan Irwansyah tampak cair. Keduanya berbincang sembari berjalan dan beberapa kali terlihat tertawa bersama. Dedi Mulyadi bahkan beberapa kali merangkul pundak Irwansyah.
Setelah pertemuan, Dedi Mulyadi menyatakan tidak ada masalah antara dirinya dan Irwansyah. Justru Irwansyah meminta Dedi Mulyadi untuk membongkar semua bangunan liar di bantaran saluran irigasi Jalan Kong Isah. Dedi Mulyadi menanggapi permintaan tersebut dengan pernyataan, “Aman, sudah ketemu sama saya. Dia sekarang malah nyuruh saya bongkar semua.”
Janji Renovasi Makam dan Kembalinya Usaha Irwansyah
Dedi Mulyadi juga berjanji untuk merenovasi makam kakek Irwansyah, Nausan, yang merupakan Bupati Swantatra Bekasi periode 1958-1960. Makam Nausan terletak sekitar 20 meter dari bekas lokasi warung Irwansyah. “Saya akan merenovasi makam dari leluhurnya, saya akan merenovasi, tadi sudah sepakat, dan dia mau jualan lagi,” ujar Dedi Mulyadi.
Renovasi makam ini menjadi bagian dari solusi yang disepakati untuk meredakan kekecewaan Irwansyah. Pertemuan ini berakhir dengan kesepakatan untuk membantu Irwansyah kembali berjualan.
Kronologi Kekecewaan Irwansyah dan Pembongkaran Warung
Sebelumnya, Irwansyah merasa sangat kecewa karena warung kopinya dibongkar oleh Satpol PP Kabupaten Bekasi. Kekecewaan ini memicu pernyataan Irwansyah bahwa ia tidak akan memilih Dedi Mulyadi lagi dalam Pilkada mendatang.
Irwansyah merasa keberatan karena warungnya dibongkar tanpa pemberitahuan yang memadai. Surat pemberitahuan baru diterima menjelang pembongkaran, meskipun Dedi Mulyadi sempat berkunjung ke Kampung Gabus sebelumnya. Irwansyah menduga bahwa sebagian besar pemilik bangunan liar yang dibongkar di Kampung Gabus merupakan pendukung Dedi Mulyadi. Ia merasa dikhianati karena tempat usahanya dibongkar oleh pemimpin yang dipilihnya sendiri.
Warung kopi Irwansyah, yang dibangun di tanah warisan keluarganya, berada di area yang termasuk bangunan liar. Ia pun mengaku bingung akan berjualan di mana setelah warungnya dibongkar.
Pertemuan Dedi Mulyadi dan Irwansyah ini menjadi penyelesaian atas konflik yang muncul akibat pembongkaran warung. Komunikasi langsung dan kesepakatan yang terjalin diharapkan dapat meredakan ketegangan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi Irwansyah. Janji renovasi makam dan dukungan untuk kembali berjualan menjadi langkah nyata untuk mengembalikan kepercayaan Irwansyah. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya komunikasi yang efektif dan transparansi dalam kebijakan pemerintah, terutama yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.