Libur panjang tiba? Manfaatkan waktu luang Anda dengan mengunjungi Candi Sumber Tetek di Pasuruan, sebuah situs bersejarah unik yang menawarkan pengalaman wisata sejarah dan religi.
Terletak di Dusun Belahan, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Pasuruan, candi ini menyimpan pesona tersendiri. Selain nilai sejarahnya, candi ini juga menjadi destinasi wisata religi bagi umat Hindu.
Candi Sumber Tetek: Petirtaan Kuno Peninggalan Prabu Airlangga
Berlokasi di lereng Gunung Penanggungan, Candi Sumber Tetek atau Candi Belahan merupakan petirtaan kuno. Bangunannya terbuat dari bata merah, sebagian besar telah mengalami kerusakan.
Sisa-sisa bangunan yang masih terlihat antara lain dinding candi dan dua arca, yaitu Dewi Laksmi dan Dewi Sri. Keunikan candi ini terletak pada arca Dewi Laksmi.
Air mengalir dari bagian dada arca Dewi Laksmi ke kolam di depannya. Pancuran air ini menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.
Kepercayaan dan Daya Tarik Wisatawan
Meskipun lokasinya agak jauh dari jalur utama Surabaya-Malang, Candi Sumber Tetek tetap ramai dikunjungi setiap hari. Jumlah pengunjung meningkat signifikan saat hari libur.
Kepercayaan masyarakat setempat tentang khasiat air pancuran yang dapat menyembuhkan penyakit dan membuat awet muda juga menjadi daya tarik tersendiri. Sumber airnya berasal dari pegunungan.
Pengunjung dapat dengan bebas masuk dan menikmati keindahan candi ini tanpa dipungut biaya. Cukup mengisi buku tamu sebagai catatan kunjungan.
Banyak wisatawan yang memanfaatkan kesempatan ini untuk membasuh muka, mandi di kolam, bahkan membawa air pulang sebagai oleh-oleh. Berfoto dengan latar belakang candi juga menjadi kegiatan yang tak dilewatkan.
Destinasi Wisata Religi
Selain sebagai destinasi wisata sejarah, Candi Sumber Tetek juga menjadi tempat wisata religi bagi sebagian orang. Banyak yang datang untuk melakukan ritual, baik siang maupun malam hari.
Para pengunjung yang melakukan ritual berasal dari berbagai daerah, termasuk dari kalangan Kejawen dan Bali. Mereka juga tidak dikenakan biaya, hanya perlu mengisi buku tamu dan berkoordinasi dengan juru pelihara.
Koordinasi ini penting agar pelaksanaan ritual dapat berjalan lancar tanpa mengganggu pengunjung umum. Biasanya, pengunjung umum memahami dan bersedia menunggu selesainya ritual.
Koordinator Juru Pelihara Cagar Budaya Wilayah Pasuruan, Astono, menjelaskan bahwa candi ini merupakan cagar budaya yang terbuka untuk umum. Ia menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan situs bersejarah ini.
Candi Sumber Tetek, dengan keunikan dan sejarahnya yang kaya, merupakan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, baik bagi pencinta sejarah maupun yang mencari ketenangan spiritual.
Air yang mengalir dari arca Dewi Laksmi, selain menjadi daya tarik utama, juga menjadi sumber air andalan warga sekitar saat musim kemarau. Hal ini menambah nilai penting keberadaan candi ini bagi masyarakat setempat.
Artikel ini telah tayang di detikJatim.
(wsw/wsw)