Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli memastikan akan dilakukan pendataan terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap melalui penyelenggaraan bursa kerja (job fair) di seluruh Indonesia. Langkah ini diambil untuk menepis anggapan bahwa job fair hanya sekedar formalitas belaka, dan bukan solusi riil permasalahan pengangguran.
Data serapan tenaga kerja ini akan menjadi tolak ukur keberhasilan program job fair. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan program ini memberikan dampak nyata bagi pencari kerja.
Menaker Pastikan Pendataan Serapan Tenaga Kerja di Job Fair
Menaker Yassierli menegaskan komitmennya untuk memastikan job fair memberikan dampak nyata bagi pencari kerja. Ia mengungkapkan telah melakukan pengecekan awal kepada 92 perusahaan peserta job fair.
Hasilnya, beberapa perusahaan masih dalam tahap administrasi kandidat, sementara yang lain telah sampai pada tahap wawancara. Proses pendataan ini diperkirakan akan memakan waktu satu hingga dua bulan.
Proses Pendataan dan Tantangannya
Proses pengumpulan data serapan tenaga kerja membutuhkan waktu. Hal ini dikarenakan perusahaan memerlukan waktu untuk menyelesaikan proses rekrutmen.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menargetkan rilis data tersebut dalam waktu satu sampai dua bulan mendatang. Data ini akan menunjukkan angka pasti penyerapan tenaga kerja melalui job fair.
Menaker mengakui adanya kekhawatiran publik terkait efektivitas job fair. Anggapan job fair sebagai formalitas muncul seiring insiden di beberapa daerah, seperti Cikarang.
Jumlah pencari kerja yang jauh lebih banyak dibandingkan lowongan kerja menjadi salah satu penyebab kericuhan di beberapa job fair. Hal ini memicu reaksi negatif di media sosial, dengan banyak warganet yang menganggap job fair hanya formalitas.
Menjawab Keraguan Publik
Menaker Yassierli membantah anggapan job fair hanya formalitas. Ia menjelaskan bahwa job fair bukan hanya tempat bertemu antara pencari kerja dan pemberi kerja.
Job fair juga berfungsi sebagai wadah memperluas relasi dan meningkatkan kompetensi. Kemnaker sendiri menyediakan berbagai fasilitas pendukung, seperti konsultasi karir dan pelatihan.
Job Fair 2025 Kemnaker: Lebih dari Sekedar Bursa Kerja
Job Fair 2025 Kemnaker menawarkan berbagai fasilitas tambahan untuk pencari kerja. Fasilitas tersebut antara lain konsultasi karir, wawancara langsung (walk-in interview), dan pelatihan.
Terdapat pula sesi bincang-bincang (talkshow) dengan narasumber relevan. Semua fasilitas ini dirancang untuk meningkatkan peluang pencari kerja mendapatkan pekerjaan.
Kemnaker menekankan pentingnya pelaporan lowongan pekerjaan oleh perusahaan. Hal ini penting untuk memastikan distribusi informasi lowongan kerja yang merata kepada pencari kerja.
Kemnaker berupaya untuk terus meningkatkan kualitas dan efektivitas penyelenggaraan job fair. Harapannya, job fair dapat menjadi solusi nyata bagi permasalahan pengangguran di Indonesia.
Dengan adanya pendataan yang terstruktur dan transparan, diharapkan publik dapat menilai secara objektif efektivitas program job fair. Komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas program ini menjadi kunci keberhasilan dalam mengurangi angka pengangguran.