Al-Ula, sebuah kota kuno di Arab Saudi, menyimpan sejarah panjang sejak kerajaan Dadan dan Lihyan berkembang di sana sekitar 800-1000 SM. Kota ini erat kaitannya dengan kisah Nabi Saleh AS dan kaum Tsamud, menawarkan pelajaran berharga bagi umat manusia. Dahulu tertutup bagi dunia luar, Al-Ula kini menjadi destinasi wisata utama sejak pemerintah Saudi membukanya pada tahun 2019. Salah satu daya tariknya adalah penyelenggaraan festival musik Electric Dance Music (EDM) di Jabal AlFil, sebuah lokasi ikonik dengan formasi batuan menyerupai gajah.
Pemerintah Saudi menerbitkan visa kunjungan khusus ke Al-Ula bagi wisatawan yang tidak bermaksud melakukan wisata religi. Berbagai fasilitas dan layanan wisata pun dibangun untuk mendukung sektor pariwisata di kota ini.
Sejarah Al-Ula: Mengapa Pernah Dibatasi?
Ajaran Islam mengingatkan umatnya untuk berhati-hati dalam memasuki Al-Ula. Meskipun terkesan gersang, kota ini memiliki banyak sumber air dan tanah yang subur.
Struktur geologi Al-Ula menyimpan potensi bahaya. Saad Al-Humidan dalam tulisannya, “Bahaya Kebumian di Kota Kuno Al-Ula, Arab Saudi,” menjabarkan potensi bahaya geologi, seperti pelapukan, erosi, longsor, dan runtuhan batuan. Hal ini perlu menjadi perhatian para pengunjung.
Al-Ula memiliki lapisan batuan dari berbagai era geologi. Lapisan tertua terbentuk di era Prekambrium, berupa batuan sedimen. Kemudian, lapisan batuan pasir dari era Kambrium terbentuk di atasnya. Aktivitas tektonik menghasilkan bentang alam yang menakjubkan, seperti dataran tinggi, batuan pasir raksasa, dan lembah-lembah.
Bentuk lahan ini mampu menampung dan menyalurkan air ke pemukiman. Cekungan-cekungan alami menyimpan air tawar, penting bagi kehidupan di lingkungan gurun yang kering. Dataran Harrat juga menambah keindahan kawasan ini. Proses geologi yang terus berlangsung menjadikan Al-Ula sebagaimana yang kita kenal saat ini.
Pesona Al-Ula: Keajaiban Alam dan Sejarah
Al-Ula menawarkan berbagai keajaiban alam dan situs sejarah yang menarik minat wisatawan.
Sistem Irigasi Qanats
Sistem irigasi kuno ini terdiri dari kanal-kanal bawah tanah yang mengalirkan air dari pegunungan ke lahan pertanian. Sistem ini memungkinkan pertanian kurma, jeruk, buah ara, dan gandum.
Sumur-Sumur Air di Al-Ula
Banyak sumur air tersebar di Al-Ula. Sumber air ini berperan penting dalam mendukung pertanian kurma, jeruk, lemon, dan bahkan anggur. Kota ini bahkan menyelenggarakan Festival Jeruk Al-Ula yang menampilkan varietas jeruk dari seluruh Arab Saudi.
Cagar Alam Sharaan dan Lembah Ashar
Cagar Alam Sharaan menjadi habitat burung unta leher merah dan serigala Arab. Lembah Ashar, dengan formasi batuan pasirnya yang menawan, kini menjadi lokasi pembangunan hotel, restoran, dan gedung konser.
Jabal Al-Fil
Formasi batuan pasir ini menyerupai gajah, sehingga dinamai Jabal Al-Fil (Gunung Gajah). Tingginya mencapai 52 meter, menjadikannya salah satu ikon Al-Ula.
Madain Saleh
Situs makam kuno Madain Saleh telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Arsitektur makam yang besar dan rumit merupakan bukti kecanggihan peradaban masa lalu.
Menjelajahi Al-Ula: Pertimbangan Sebelum Berkunjung
Al-Ula menawarkan pengalaman wisata yang unik dan menarik. Sebelum merencanakan perjalanan, pastikan untuk mengecek ketersediaan fasilitas dan layanan wisata yang ada. Namun, jika merasa kurang cocok, selalu ada pilihan destinasi wisata lain. Pertimbangkan juga potensi risiko geologi sebelum mengunjungi Al-Ula. Dengan perencanaan yang matang, Anda dapat menikmati keindahan Al-Ula dengan aman dan nyaman.