Sistem manajemen lalu lintas berbasis kecerdasan buatan (AI) di Jakarta menunjukkan hasil positif. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan telah terjadi pengurangan kemacetan yang signifikan.
Penurunan Peringkat Kemacetan Jakarta
Berkat sistem Intelligent Traffic Control System (ITCS), peringkat kemacetan Jakarta turun drastis. Ibukota Indonesia bergerak dari peringkat 30 menjadi 90 dalam daftar kota termacet dunia versi TomTom Traffic Index.
Ini berarti penurunan 60 peringkat. Pencapaian ini menunjukkan dampak positif penerapan teknologi AI dalam manajemen lalu lintas Jakarta.
Meskipun demikian, Pramono Anung mengakui masih ada ruang untuk optimalisasi sistem. Ia menekankan pentingnya peningkatan dan penyempurnaan ITCS untuk hasil yang lebih maksimal.
Berdasarkan TomTom Traffic Index, tingkat kemacetan Jakarta saat ini rata-rata sekitar 30 persen. Artinya, waktu tempuh rata-rata meningkat 30 persen dibanding kondisi ideal tanpa kemacetan.
Untuk jarak 10 kilometer, waktu tempuh rata-rata mencapai 23-25 menit. Angka ini merupakan rata-rata harian, dan bisa jauh lebih tinggi pada jam-jam puncak.
TomTom Traffic Index sendiri merupakan laporan tahunan yang mengukur tingkat kemacetan di lebih dari 500 kota global. Data didapatkan melalui “floating car data (FCD)”.
Tantangan Proyek Pembangunan Infrastruktur
Proyek pembangunan infrastruktur, khususnya proyek galian jalan, juga menjadi perhatian Gubernur Pramono Anung. Beberapa proyek yang molor atau mangkrak menyebabkan kemacetan tambahan.
Pramono telah menginstruksikan agar proyek-proyek tersebut segera diselesaikan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lalu lintas di Jakarta.
Koordinasi dengan kementerian terkait juga akan dilakukan. Tujuannya adalah untuk memastikan agar proyek-proyek yang terhenti tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
Implementasi dan Pengembangan ITCS
Sistem ITCS telah terpasang di 65 titik simpang jalan protokol dari total 321 simpang. Jumlah titik pemasangan ITCS akan terus ditingkatkan secara bertahap.
ITCS diklaim mampu memantau dan mengatur lalu lintas secara real-time. Sistem ini diharapkan dapat secara signifikan mengurangi kemacetan di ibukota.
Keberhasilan penurunan peringkat kemacetan Jakarta menunjukkan potensi besar teknologi AI dalam mengelola lalu lintas perkotaan. Namun, keberlanjutan program dan koordinasi antar instansi tetap krusial untuk mencapai hasil optimal.
Ke depannya, kolaborasi antara pemerintah daerah, pengembang teknologi, dan masyarakat akan menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan kemacetan di Jakarta. Dengan sinergi yang baik, diharapkan kualitas infrastruktur dan sistem manajemen lalu lintas di Jakarta dapat terus meningkat.