Pemprov DKI Jakarta memulai pembangunan tanggul anti-rob di Muara Angke. Proyek ini bertujuan untuk mereduksi dampak banjir rob yang sering melanda permukiman warga.
Tanggul Muara Angke: Mitigasi Banjir Rob dan Antisipasi Urbanisasi
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meninjau langsung proyek pembangunan tanggul setinggi 2,5 meter di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. Tanggul sepanjang 1,4 kilometer ini ditargetkan selesai Desember 2025 dengan anggaran Rp 52 miliar.
Pembebasan lahan seluas 120 hektare telah dilakukan sebelumnya, termasuk pembongkaran 282 bangunan. Hal ini dilakukan untuk memastikan kelancaran proyek dan menghindari hambatan di kemudian hari.
Pramono Anung menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap dampak sosial pembangunan tanggul. Ia khawatir akan terjadi urbanisasi baru dan peningkatan jumlah penduduk di sekitar proyek.
Peningkatan jumlah penduduk dapat berdampak negatif, antara lain meningkatkan risiko penurunan muka tanah dan mengurangi efektivitas tanggul. Oleh karena itu, pengawasan ketat dari camat, lurah, hingga RT/RW sangat diperlukan.
Pengawasan Ketat dan Pengelolaan Air Tanah
Gubernur juga memerintahkan pengawasan terhadap penggunaan air tanah di sekitar lokasi pembangunan. Eksploitasi air tanah dapat mempercepat penurunan permukaan tanah, yang dapat membahayakan keberhasilan proyek tanggul.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga akan mendistribusikan air bersih di daerah tersebut melalui PAM Jaya. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan warga pada air tanah dan mengurangi risiko penurunan tanah.
Proyek Berkelanjutan dan Rencana Pembangunan Tahap Berikutnya
Pembangunan tanggul tahap selanjutnya direncanakan sepanjang 1 kilometer dan akan dilaksanakan pada tahun depan. Proyek ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang Pemprov DKI untuk mengatasi masalah banjir rob di wilayah pesisir Jakarta.
Pembangunan tanggul diharapkan tidak hanya melindungi warga dari banjir rob, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan dan mencegah masalah baru. Keberhasilan proyek ini bergantung pada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Dengan pengawasan yang ketat dan langkah-langkah antisipatif, diharapkan proyek tanggul Muara Angke dapat menjadi solusi efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah banjir rob serta mencegah dampak negatif urbanisasi. Pembangunan yang terencana dan terintegrasi akan menjamin keberhasilan proyek ini dalam jangka panjang.