Kecelakaan Air India AI171 yang terjadi awal Juni 2025 masih menyisakan misteri. Investigasi awal mengungkap petunjuk penting terkait posisi roda pendarat dan flap sayap pesawat Boeing 787 yang tampak tidak sesuai prosedur saat lepas landas. Hal ini menjadi fokus utama penyelidikan untuk mengungkap penyebab kecelakaan yang merenggut lebih dari 240 nyawa.
Posisi Roda dan Flap Sayap yang Tidak Normal
Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan roda pendarat pesawat Air India AI171 tetap terkembang meskipun pesawat telah meninggalkan landasan. Rekaman radar dan visual juga menunjukkan pesawat hanya mencapai ketinggian 190 hingga 625 kaki sebelum jatuh di permukiman padat Meghani Nagar, dekat Bandara Internasional Ahmedabad.
Selain roda pendarat, flap sayap juga terlihat tertutup. Padahal, flap berperan krusial dalam meningkatkan daya angkat saat lepas landas. Kondisi abnormal ini, dengan roda terkembang dan flap tertutup, menciptakan hambatan udara yang besar dan mengurangi daya angkat, sehingga pesawat sulit mempertahankan ketinggian.
Dugaan Kegagalan Sistem Hidrolik dan Mesin
Para ahli penerbangan dari Airlineratings menduga kuat adanya kegagalan sistem hidrolik atau mesin sebagai penyebab utama. Josh Wood, ahli keamanan penerbangan Airlineratings, menyatakan bahwa berdasarkan bukti yang ada, kegagalan mesin dan sistem hidrolik menjadi penjelasan yang paling masuk akal.
Tidak adanya ledakan sebelum kecelakaan dan faktor cuaca yang dapat diabaikan semakin menguatkan dugaan ini. Sistem hidrolik pada Boeing 787 sangat penting dalam mengoperasikan roda pendarat dan mengatur posisi flap. Kerusakan sistem ini dapat menyebabkan hilangnya kendali pesawat dalam hitungan detik setelah lepas landas.
Penyelidikan Lanjutan dan Analisis Data Penerbangan
Tim investigasi gabungan dari Aircraft Accident Investigation Bureau (AAIB) India, UK AAIB, NTSB Amerika Serikat, Boeing, dan General Electric telah menemukan kotak hitam pesawat. Saat ini, mereka sedang menganalisis rekaman suara kokpit (CVR) dan data penerbangan (FDR) untuk mengetahui urutan kejadian dan keputusan kru sebelum kecelakaan.
Analisis data ini diharapkan dapat mengungkap secara detail penyebab kecelakaan. Meski penyebab pasti masih belum dapat dipastikan, bukti visual yang ada menunjukkan kemungkinan besar kegagalan sistem penerbangan penting sejak awal penerbangan. Proses investigasi yang menyeluruh dan teliti sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Bukti visual yang kuat dari video amatir dan data radar menunjukkan adanya anomali pada konfigurasi pesawat sebelum kecelakaan. Kesaksian para saksi mata dan analisis data forensik dari puing-puing pesawat akan melengkapi investigasi untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif.
Kesimpulan investigasi nanti diharapkan memberikan rekomendasi yang efektif bagi peningkatan keselamatan penerbangan. Temuan ini akan menjadi pedoman penting bagi industri penerbangan global untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan. Proses pemulihan dan dukungan bagi keluarga korban juga menjadi fokus penting pasca kejadian ini.