Tragedi jatuhnya pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner di Ahmedabad pada Kamis, 12 Juni 2025, menyisakan duka mendalam. Kejadian ini menewaskan ratusan orang dan menimbulkan berbagai spekulasi mengenai penyebabnya. Namun, CEO Air India, N Chandrasekaran, memberikan beberapa klarifikasi terkait kondisi pesawat sebelum kecelakaan.
Ia menegaskan bahwa pesawat tersebut, sebelum insiden nahas, dalam kondisi baik. Mesin kanan pesawat merupakan mesin baru yang dipasang pada Maret 2025. Mesin kiri terakhir diservis pada tahun 2023 dan dijadwalkan untuk perawatan berikutnya pada Desember 2025.
Kondisi Pesawat Sebelum Kecelakaan
Chandrasekaran meminta publik untuk tidak terburu-buru dalam menyimpulkan penyebab kecelakaan. Ia menekankan pentingnya menunggu hasil investigasi dari kotak hitam. Informasi yang beredar luas di media sosial harus diimbangi dengan data faktual.
Air India sendiri menyatakan bahwa pesawat telah dirawat dengan baik sebelum kecelakaan. Perawatan besar terakhir dilakukan pada Juni 2023. Pernyataan ini sejalan dengan penuturan Chandrasekaran mengenai kondisi mesin pesawat.
Analisa Ahli Terhadap Kondisi Mesin
Kishore Chinta, mantan penyidik Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India, memberikan perspektif yang penting. Ia menjelaskan bahwa usia mesin tidak selalu berkorelasi dengan kinerjanya, terutama untuk mesin Genx-1B yang digunakan pesawat Air India yang nahas tersebut.
Mesin Genx-1B, buatan GE Aerospace, memiliki sistem Full Authority Digital Engine Control (FADEC). Sistem ini secara terus menerus memantau kesehatan dan kinerja mesin. Perawatan atau penggantian komponen ditentukan berdasarkan data dan pemeriksaan sistem FADEC, bukan jadwal perawatan rutin. Meskipun demikian, komponen tertentu yang dikenal sebagai Life Limited Parts (LLP) tetap memiliki batas masa pakai, biasanya antara 15.000 hingga 20.000 siklus (hidup mati mesin).
Investigasi dan Korban Kecelakaan
Hingga Sabtu, 14 Juni 2026, jumlah korban tewas mencapai 274 orang. Korban terdiri dari penumpang dan warga di darat, dengan 33 di antaranya diyakini sebagai mahasiswa. Hanya satu penumpang yang selamat.
Otoritas penerbangan India telah menemukan salah satu kotak hitam pesawat. Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil akan segera menganalisis rekaman tersebut. Pemeriksaan awal menunjukkan tidak ada masalah keselamatan yang signifikan sebelum kecelakaan terjadi. Unit investigasi penerbangan menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung.
Proses investigasi akan memakan waktu. Data dari kotak hitam dan analisis menyeluruh akan menjadi kunci untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan. Meskipun CEO Air India memberikan informasi terkait perawatan pesawat, kesimpulan akhir harus menunggu hasil investigasi yang komprehensif. Semoga tragedi ini dapat menjadi pembelajaran untuk meningkatkan keselamatan penerbangan di masa mendatang.