Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengumumkan bahwa 86 kepala daerah akan mengikuti retreat gelombang kedua di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Jumlah ini lebih sedikit dari rencana awal karena tujuh kepala daerah tidak dapat berpartisipasi. Keenam kepala daerah lainnya akan diikutkan pada gelombang terakhir.
Awalnya, 93 kepala daerah terdaftar untuk mengikuti program ini. Namun, berbagai kendala membuat beberapa kepala daerah terpaksa absen. Pemerintah telah melakukan pengecekan dan memberikan izin atas ketidakhadiran mereka.
Alasan Ketidakhadiran Kepala Daerah
Enam kepala daerah mengajukan permohonan untuk tidak mengikuti retreat karena alasan kesehatan. Wamendagri Bima Arya telah memastikan kondisi kesehatan mereka sebelum memberikan izin.
Keenam kepala daerah tersebut adalah Wali Kota Serang Budi Rustandi, Bupati Mamberamo Tengah Yonas Kenelak, Wakil Bupati Bengkulu Utara Sumarno, Wakil Bupati Buton Tengah Muhammad Adam Basan, Wakil Bupati Melawi Malin, dan Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono.
Satu kepala daerah lainnya, Gubernur Papua Pegunungan John Tabo, berhalangan hadir karena musibah duka cita; ibunya meninggal dunia. Pemerintah menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut.
Detail Pelaksanaan Retreat Gelombang Kedua
Retreat kepala daerah gelombang kedua ini akan berlangsung pada 22-26 Juni 2025. Para kepala daerah akan berangkat dari Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, menggunakan kereta cepat Whoosh.
Para peserta diminta untuk hadir di Kantor Pusat Kemendagri pukul 08.00 WIB. Selanjutnya, mereka akan berangkat bersama menuju Bandung pada pukul 10.00 WIB menggunakan kereta cepat Whoosh.
Penjadwalan Ulang dan Kesimpulan
Para kepala daerah yang tidak dapat hadir pada gelombang kedua akan diikutkan pada gelombang terakhir retreat. Hal ini untuk memastikan semua kepala daerah mendapatkan manfaat dari program pelatihan kepemimpinan tersebut.
Program retreat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para pemimpin daerah dalam menjalankan pemerintahan. Dengan pelatihan yang intensif, diharapkan para kepala daerah dapat lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka demi kemajuan daerah masing-masing. Kehadiran sebagian besar kepala daerah pada gelombang kedua ini menunjukkan komitmen mereka untuk meningkatkan kualitas pemerintahan dan kesejahteraan rakyat. Ketidakhadiran beberapa kepala daerah karena alasan kesehatan dan musibah keluarga menunjukkan adanya rasa empati dan memahami prioritas lain yang perlu diperhatikan.