Tragedi jatuhnya pendaki di gunung kembali terjadi. Setelah Juliana Marins asal Brasil meninggal dunia akibat terjatuh di Gunung Rinjani, kabar duka datang dari Gunung Muria, Kudus. Seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) bernama Jovita Diva Prabudawardani (21) ditemukan meninggal dunia setelah jatuh dari Puncak Natas Angin.
Kejadian ini menambah daftar panjang kecelakaan pendakian di Indonesia. Pihak kampus dan tim SAR langsung bergerak cepat melakukan evakuasi dan memberikan dukungan kepada keluarga korban.
Mahasiswi UMKU Tewas Jatuh di Gunung Muria
Jovita, mahasiswi keperawatan UMKU, ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh di Puncak Natas Angin, Gunung Muria. Evakuasi sedang berlangsung.
Kepala Biro Humas dan Admisi UMKU, Moh Aris Prasetiyanto, membenarkan kabar duka tersebut. Pihak kampus turut berduka cita dan akan menggelar doa bersama serta memberikan santunan kepada keluarga.
Proses evakuasi yang dilakukan bersama tim SAR dikatakan cukup sulit karena medan yang terjal.
Kronologi Kejadian dan Proses Evakuasi
Jovita mendaki Gunung Muria bersama teman-temannya pada Selasa, 24 Juni 2025, pukul 08.00 WIB.
Mereka mencapai puncak pada siang hari dan memulai perjalanan turun. Nahas, Jovita jatuh sekitar pukul 14.30 WIB dan terperosok ke jurang sedalam 50 meter.
Salah satu relawan BPBD Kudus, Edi Yulianto, yang terlibat langsung dalam evakuasi, menyatakan korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Proses evakuasi dari lokasi jatuhnya korban ke Pos 5 masih berlangsung, dan dilaporkan menghadapi kendala medan yang sulit.
Dukungan Kampus dan Rencana ke Depan
Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Jovita.
Selain doa bersama, kampus berencana memberikan santunan kepada keluarga almarhumah. Jovita sendiri telah dinyatakan sebagai alumni UMKU.
Pihak kampus telah mengerahkan tim untuk membantu proses evakuasi dan bekerja sama dengan tim SAR.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan persiapan yang matang sebelum melakukan pendakian.
Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi para pendaki untuk selalu memprioritaskan keselamatan dan mempersiapkan diri dengan matang sebelum melakukan pendakian. Belajar dari pengalaman ini, penting untuk selalu waspada dan mengikuti prosedur keamanan yang telah ditetapkan. Dukungan dan doa untuk keluarga Jovita agar diberi ketabahan dalam menghadapi duka ini.