Kejaksaan Agung tengah menyelidiki dugaan korupsi dalam pengadaan laptop di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) periode 2019-2022. Proyek senilai Rp 9,9 triliun ini menggunakan Chromebook sebagai perangkat yang dibagikan. Penyelidikan ini menimbulkan pertanyaan penting terkait efektifitas dan pemilihan jenis laptop tersebut.
Pengadaan laptop Chromebook ini, menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar, merupakan bagian dari rencana Kemendikbudristek tahun 2020 untuk menyediakan peralatan teknologi informasi dan komunikasi bagi satuan pendidikan dasar hingga menengah atas. Namun, rencana ini dinilai tidak efektif dan tidak menjadi kebutuhan mendesak siswa saat itu.
Pengadaan Chromebook dan Masalah Efektivitas
Uji coba penggunaan Chromebook sebanyak 1.000 unit pada tahun 2019 telah menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Sistem yang bergantung pada koneksi internet ini terbukti tidak efektif, terutama di daerah dengan penetrasi internet yang rendah.
Kejaksaan Agung menyoroti ketergantungan Chromebook pada internet yang belum merata di seluruh Indonesia. Hal ini mengakibatkan penggunaan Chromebook tidak optimal dan menimbulkan kerugian negara.
Mengenal Lebih Dekat Chromebook
Chromebook adalah laptop yang menggunakan sistem operasi Google Chrome OS. Sistem operasi ini dirancang untuk mengandalkan aplikasi web dan penyimpanan data berbasis cloud.
Dokumen-dokumen umumnya disimpan secara daring, bukan lokal di perangkat. Hal ini berbeda dengan laptop tradisional yang menyimpan data secara langsung di perangkat kerasnya.
Keunggulan Chromebook
Chromebook memiliki beberapa keunggulan, di antaranya harga yang lebih terjangkau karena spesifikasi hardware yang lebih rendah. Sistem operasi Chrome OS yang ringan juga membuat Chromebook cepat booting.
Pembaruan otomatis dari Google untuk keamanan dan fitur terbaru juga menjadi nilai tambah. Baterai yang lebih tahan lama dan biaya perawatan yang rendah juga menjadi daya tarik Chromebook.
Keterbatasan Chromebook
Ketergantungan pada internet merupakan kelemahan utama Chromebook. Fitur-fitur dan aplikasi yang tersedia juga terbatas pada aplikasi yang dapat diakses melalui Chrome Web Store.
Penggunaan offline sangat terbatas. Meskipun dapat digunakan secara offline, fungsionalitasnya akan sangat berkurang.
Tanggapan Eks Menteri Nadiem Makarim
Mantan Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, memberikan klarifikasi terkait pengadaan Chromebook tersebut. Ia menjelaskan bahwa kebijakan pengadaan telah dikaji secara komprehensif dan menargetkan sekolah dengan akses internet yang memadai.
Nadiem menekankan bahwa timnya telah melakukan perbandingan harga dan spesifikasi Chromebook dengan laptop lainnya. Chromebook dinilai lebih murah 10-30% dengan spesifikasi yang sama.
Alasan Pemilihan Chromebook
Sistem operasi Chrome OS dinilai lebih ekonomis karena tidak berbayar, berbeda dengan sistem operasi lain yang membutuhkan biaya tambahan. Selain itu, sistem operasi ini dianggap lebih aman bagi siswa dan guru.
Kontrol aplikasi yang ketat di Chromebook bertujuan untuk melindungi siswa dan guru dari konten negatif seperti pornografi, judi online, dan game yang tidak sesuai. Meskipun demikian, Chromebook tetap dapat digunakan secara offline meskipun dengan fitur yang terbatas.
Kesimpulannya, kasus dugaan korupsi pengadaan laptop di Kemendikbudristek ini menyoroti pentingnya perencanaan dan evaluasi yang matang dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pemilihan teknologi harus mempertimbangkan kondisi infrastruktur dan kebutuhan riil di lapangan agar tidak menimbulkan kerugian negara. Kasus ini juga mempertanyakan efektifitas penggunaan Chromebook di lingkungan pendidikan Indonesia yang belum merata akses internetnya.