PT PLN (Persero) baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Laporan Pertanggungjawaban Tahunan (RUPS LPT) Tahun Buku 2024. Perubahan signifikan terjadi dalam jajaran direksi, meskipun Direktur Utama Darmawan Prasodjo tetap memimpin perusahaan. RUPS LPT ini menandai babak baru bagi PLN, dengan penataan struktur manajemen yang diharapkan mampu mendukung kinerja perusahaan di masa mendatang.
PLN menutup tahun buku 2024 dengan prestasi gemilang. Pendapatan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan, yaitu Rp545,4 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan 11,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih pun menjanjikan, mencapai Rp17,76 triliun. Keberhasilan ini menjadi landasan bagi perubahan struktural di tubuh PLN.
Perombakan Jajaran Direksi PLN
Perubahan signifikan terjadi pada posisi Direktur Retail dan Niaga serta Direktur Manajemen Pembangkitan. Edi Srimulyanti dan Adi Lumakso, masing-masing menjabat posisi tersebut, digantikan oleh figur baru. Identitas pengganti keduanya belum diungkapkan oleh pihak PLN. Komisaris Independen PLN, Andi Arief, hanya membenarkan adanya pergantian tersebut seusai RUPST di Kementerian BUMN.
Informasi mengenai pengganti kedua direktur tersebut masih dirahasiakan. PLN tampaknya masih dalam proses transisi kepemimpinan untuk memastikan kelancaran operasional perusahaan. Publik pun menantikan pengumuman resmi mengenai siapa yang akan mengisi posisi strategis tersebut.
Penambahan Direktur Teknologi dan Pergantian Komisaris
Selain pergantian direktur, RUPST PLN juga menyetujui penambahan satu direktur baru, yaitu Direktur Teknologi. Inovasi dan pengembangan teknologi menjadi fokus utama PLN ke depannya, yang ditandai dengan penambahan posisi tersebut. Perubahan ini menunjukkan komitmen PLN terhadap modernisasi infrastruktur dan layanan.
Tidak hanya di level direksi, perubahan juga terjadi di jajaran komisaris. Susiwijono Moegiarso digantikan oleh Wakil Menteri Sekretaris Negara Indonesia, Bambang Eko Suhariyanto. Pergantian ini diharapkan membawa perspektif baru dan strategi yang lebih efektif dalam pengawasan kinerja PLN.
Kinerja Positif PLN Tahun 2024: Pendapatan Rekor dan Penjualan Listrik Meningkat
Tahun 2024 menjadi tahun yang sangat baik bagi PLN. Perusahaan berhasil membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 306,22 tera watt hour (TWh), melampaui target pemerintah sebesar 299,99 TWh. Penjualan ini meningkat 6,17 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan menjadi pendorong utama pendapatan perusahaan yang mencapai Rp353,17 triliun.
Sektor rumah tangga menjadi penyumbang terbesar penjualan listrik PLN dengan porsi 43 persen. Sektor industri menyusul dengan 30 persen, kemudian sektor bisnis (19 persen) dan sektor lainnya (8 persen). Distribusi konsumsi listrik ini memberikan gambaran jelas tentang prioritas konsumsi energi di Indonesia.
Keberhasilan PLN dalam mencapai pendapatan dan laba bersih yang tinggi pada tahun 2024 menjadi bukti nyata strategi bisnis yang efektif dan efisien. Perombakan direksi dan penambahan direktur teknologi diharapkan dapat mendukung keberlanjutan kinerja positif ini di masa depan.
Dengan kinerja keuangan yang kuat dan komitmen terhadap inovasi, PLN siap menghadapi tantangan di masa mendatang. Perubahan di jajaran direksi dan komisaris menjadi langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan dalam menyediakan energi listrik bagi Indonesia.