Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan alasannya jarang mengunggah konten di platform X (sebelumnya Twitter). Dalam wawancara di kanal YouTube Gita Wirjawan, SBY menjelaskan bahwa ia ingin menghindari terlalu banyak berkomentar di ranah publik. Hal ini disampaikannya saat membahas kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
SBY memang sempat membuat unggahan di X terkait negosiasi Indonesia atas kebijakan tarif tersebut. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga proporsi komunikasi dari seorang mantan kepala negara. Terlalu sering berkomentar, menurutnya, tidaklah bijak mengingat Indonesia hanya memiliki satu presiden.
Penjelasan SBY Mengenai Kebijakan Tarif Impor Trump
SBY menilai unggahannya di X terkait negosiasi Indonesia-AS soal tarif impor sudah tepat. Ia menekankan pentingnya negosiasi langsung antara pemerintah kedua negara. Namun, ia mengakui ketidakpastian efektivitas negosiasi tersebut karena segala keputusan tetap berada di tangan Donald Trump.
Meskipun demikian, SBY menyarankan transparansi terkait hasil negosiasi. Ia berharap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan para menteri yang terlibat dapat memberikan penjelasan rinci kepada publik. Hal ini bertujuan untuk menghindari spekulasi dan memberikan gambaran jelas mengenai keberhasilan negosiasi.
Strategi Indonesia dalam Menghadapi Kebijakan Trump
Selain negosiasi bilateral, SBY juga menilai langkah Presiden Prabowo Subianto yang berdiskusi dengan pemimpin ASEAN adalah strategi yang tepat. Kerjasama ASEAN, yang telah terjalin sejak 2003 dalam berbagai bidang, dianggap penting untuk menghadapi tantangan bersama seperti kebijakan tarif impor yang ditetapkan Trump. Dengan kerjasama ini, diharapkan negara-negara ASEAN dapat mengurangi dampak negatif dari kebijakan tersebut.
Presiden Prabowo, sebagai respons atas kebijakan tarif 32 persen yang diumumkan Trump pada 2 April 2025, mengadakan telewicara dengan beberapa pemimpin ASEAN. Pemimpin tersebut antara lain Perdana Menteri Malaysia, Sultan Brunei, Presiden Filipina, dan Perdana Menteri Singapura. Mereka membahas strategi bersama untuk menghadapi kebijakan Trump.
Dampak Kebijakan Trump dan Peran Airlangga Hartarto
Sebagai tindak lanjut, Presiden Prabowo menugaskan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk melakukan negosiasi di Washington D.C. Airlangga ditugaskan untuk bernegosiasi langsung dengan pihak AS guna mencari solusi terbaik atas kebijakan tarif impor tersebut. Pemerintah Indonesia aktif membangun komunikasi dengan tokoh-tokoh berpengaruh di Washington dalam upaya tersebut.
Kejelasan informasi mengenai hasil negosiasi menjadi sangat penting bagi publik. Dengan transparansi yang baik, masyarakat dapat memahami langkah-langkah pemerintah dalam menghadapi kebijakan ekonomi internasional dan dampaknya terhadap Indonesia. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Sebagai penutup, sikap SBY yang cenderung jarang mengunggah konten di media sosial mencerminkan pendekatan yang lebih hati-hati dalam berkomentar di ruang publik. Namun, pernyataannya yang disampaikan melalui wawancara memberikan wawasan penting terkait strategi Indonesia dalam menghadapi kebijakan ekonomi global, khususnya terkait kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Trump. Peran koordinasi antar negara ASEAN dan negosiasi bilateral menjadi kunci dalam menghadapi tantangan tersebut. Transparansi pemerintah juga sangat krusial dalam menjaga kepercayaan publik.