Penumpang Terminal Tanjung Priok mengeluhkan maraknya preman berkedok pedagang asongan. Mereka merasa terganggu dan tidak nyaman dengan aksi pemaksaan pembelian barang dagangan. Kondisi ini menimbulkan keresahan di tengah upaya peningkatan keamanan dan kenyamanan di terminal tersebut.
Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang melayani banyak penumpang menuju berbagai tujuan, ternyata masih menyimpan permasalahan. Salah satunya adalah keberadaan preman yang menyamar sebagai pedagang asongan.
Preman Berkedok Pedagang Asongan: Ancaman Kenyamanan Penumpang
Seorang penumpang bernama Zaenal (60) yang rutin menggunakan terminal tersebut selama 10 tahun terakhir, menceritakan pengalamannya. Ia mengaku pernah dipaksa membeli dagangan oleh oknum preman yang berpura-pura sebagai pedagang asongan.
Zaenal mengungkapkan, para preman tersebut menggunakan berbagai cara untuk memaksa penumpang membeli barang dagangannya, bahkan dengan kalimat rayuan seperti barang dagangan yang sudah lama tidak laku.
Kejadian serupa dilaporkan oleh penumpang lain, menunjukkan praktik ini bukanlah insiden terisolasi.
Keberadaan preman ini menimbulkan kekhawatiran akan keamanan dan kenyamanan penumpang di Terminal Tanjung Priok.
Kondisi Terminal Tanjung Priok: Perbaikan dan Tantangan
Meskipun mengakui adanya peningkatan keamanan dan kenyamanan di Terminal Tanjung Priok dibandingkan beberapa tahun lalu, Zaenal berharap agar pihak berwenang segera menertibkan preman berkedok pedagang asongan ini.
Ia melihat adanya penurunan tingkat kriminalitas secara umum di terminal tersebut. Namun, permasalahan preman berkedok pedagang asongan ini menjadi catatan tersendiri yang perlu ditangani secara serius.
Penurunan tingkat kriminalitas ini perlu diimbangi dengan upaya lebih intensif dalam mengatasi masalah premanisme yang menyamar.
Hal ini penting untuk menjaga agar peningkatan keamanan dan kenyamanan yang telah dicapai tidak ternodai oleh aksi premanisme.
Upaya Penertiban dan Harapan ke Depan
Penertiban preman berkedok pedagang asongan menjadi kunci utama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi para penumpang.
Langkah-langkah tegas dan terkoordinasi dari pihak berwenang, termasuk aparat keamanan dan pengelola terminal, sangat dibutuhkan.
Selain penertiban, peningkatan pengawasan juga perlu dilakukan secara berkala agar premanisme tidak kembali muncul.
Partisipasi aktif masyarakat dan penumpang dalam melaporkan kejadian serupa juga sangat penting sebagai bentuk pencegahan dan pengawasan.
Dengan adanya penertiban yang efektif, diharapkan para penumpang dapat merasa lebih aman dan nyaman saat menggunakan Terminal Tanjung Priok.
Keberadaan terminal yang aman dan nyaman akan mendukung kelancaran transportasi dan meningkatkan kepuasan pengguna jasa transportasi umum.
Keberhasilan upaya penertiban ini akan menjadi bukti komitmen untuk menciptakan sistem transportasi yang tertib, aman, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
Semoga ke depannya, Terminal Tanjung Priok benar-benar bebas dari gangguan premanisme dan menjadi contoh terminal yang aman dan nyaman bagi seluruh penumpangnya.