Kekhawatiran masyarakat terhadap dampak pertambangan di Indonesia, khususnya di Raja Ampat, mendorong pencarian solusi berkelanjutan. Namun, ada contoh sukses transformasi lahan bekas tambang menjadi destinasi wisata yang menarik dan menguntungkan.
Bangka Belitung, provinsi penghasil timah terbesar dunia, menawarkan bukti nyata akan hal tersebut. Salah satu contohnya adalah Danau Kaolin, sebuah objek wisata yang dulunya merupakan bekas galian tambang timah.
Danau Kaolin: Surga Biru dari Bekas Tambang
Terletak di Desa Nibung, Kabupaten Bangka Tengah, Danau Kaolin mendapatkan popularitas setelah viral di media sosial. Keindahannya yang luar biasa bahkan membuatnya masuk nominasi Destinasi Unik Terpopuler Anugerah Pesona Indonesia 2019.
Di kenal juga sebagai Camoi Aik Biru (kolam biru) oleh warga sekitar, danau ini merupakan bekas pertambangan bijih timah dan kaolin yang ditinggalkan sejak 1971. Proses alamiah selama puluhan tahun mengisi cekungan bekas tambang dengan air, menciptakan danau yang mempesona.
Warna airnya yang biru toska menjadi daya tarik utama. Warna ini berasal dari sisa mineral pertambangan timah dan kaolin. Meskipun keindahannya memikat, pengunjung dilarang berenang karena potensi radiasi logam radioaktif.
Aktivitas yang direkomendasikan adalah berfoto. Titik tertinggi di sekitar danau menawarkan latar belakang yang sempurna untuk mengabadikan momen. Danau Kaolin dapat diakses dengan perjalanan sekitar 1,2 jam dari Pangkalpinang, dengan biaya tiket masuk yang terjangkau, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 10.000.
Tebing Breksi: Seni di Atas Bekas Tambang Batu
Contoh lain keberhasilan transformasi lahan bekas tambang menjadi destinasi wisata adalah Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. Bekas tambang batu alam ini kini menjadi objek wisata yang indah dan artistik.
Awalnya, Tebing Breksi merupakan lokasi penambangan batu untuk material bangunan. Namun, pada 2014, pemerintah setempat menutupnya demi pelestarian lingkungan. Setahun kemudian, Tebing Breksi dikembangkan menjadi objek wisata.
Transformasi ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Desa Sambirejo, yang sebelumnya termasuk desa termiskin di Sleman, mengalami peningkatan pendapatan hingga mencapai Rp 1 miliar pada 2021.
Kini, Tebing Breksi menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Sleman, bersanding dengan Candi Prambanan, Jip Wisata Merapi, Kaliurang, dan Kaliadem. Ukiran-ukiran di dinding tebing, mulai dari wayang hingga naga, menjadi daya tarik tersendiri.
Selain ukiran, sunset di Tebing Breksi juga menjadi daya tarik utama. Pemandangan matahari terbenam di atas kota Yogyakarta dari ketinggian tebing menawarkan pengalaman yang tak terlupakan.
Transformasi Tambang Menjadi Surga Wisata: Pelajaran Berharga
Kisah Danau Kaolin dan Tebing Breksi menunjukkan potensi besar transformasi lahan bekas tambang menjadi destinasi wisata yang bernilai ekonomi tinggi. Kedua lokasi ini membuktikan bahwa perencanaan yang tepat dan pengelolaan yang baik dapat mengubah dampak negatif pertambangan menjadi manfaat positif.
Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, tetapi juga memperkaya kekayaan wisata Indonesia. Mereka menjadi bukti nyata metamorfosis luar biasa dari lahan tambang menjadi surga wisata yang membanggakan. Semoga lebih banyak daerah bekas tambang dapat mengikuti jejak sukses ini.