Klub sepak bola Australia, Brisbane Roar, tengah menghadapi badai finansial. Otoritas Pajak Australia (ATO) mengajukan permohonan likuidasi karena klub tersebut terjerat utang besar yang belum terbayar. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap masa depan klub yang dimiliki oleh konglomerat Indonesia, Bakrie Group.
Keberadaan Brisbane Roar di kancah sepak bola Australia cukup signifikan. Klub ini pernah menaungi pelatih-pelatih ternama seperti Ange Postecoglou, kini sukses besar bersama Tottenham Hotspur. Selain itu, Brisbane Roar juga sempat menjadi klub bagi pemain Timnas Indonesia, Rafael Struick, sebelum dilepas pada 27 Mei 2024.
Utang Besar Mengintai Brisbane Roar
Besarnya utang yang melilit Brisbane Roar mencapai angka enam digit. ATO, sebagai lembaga pemungut pajak di Australia, mengambil langkah tegas dengan mengajukan permohonan likuidasi.
Meskipun manajemen klub menyatakan masa depan mereka aman, ancaman likuidasi tetap menjadi bayang-bayang serius bagi keberlangsungan klub tersebut.
Tanggapan Manajemen dan Pemilik Klub
CEO Brisbane Roar, Kaz Patafta, tengah berada di Indonesia untuk bernegosiasi dengan Bakrie Group, pemilik klub. Ia menegaskan bahwa klub telah bekerja sama dengan ATO dan mempunyai rencana untuk menyelesaikan permasalahan utang.
Patafta juga menjelaskan bahwa utang tersebut sudah ada sebelum kepemimpinan manajemen saat ini, yang terdiri dari dirinya dan Zac Anderson, mengelola klub sejak Juli 2023. Bakrie Group dikabarkan siap melunasi utang tersebut paling lambat pekan depan.
Dukungan dan Kekhawatiran Pihak Terkait
Liga Profesional Australia (A-League) telah diinformasikan mengenai masalah ini dan optimis Brisbane Roar dapat menyelesaikannya. Namun, kekhawatiran muncul dari pihak lain.
Menteri Olahraga Queensland, Tim Mander, mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi finansial Brisbane Roar. Ia berharap klub tersebut dapat tetap bertahan.
Brisbane Roar sendiri mengakhiri musim kompetisi A-League di peringkat ke-12 dari 13 klub. Beruntung, sistem liga Australia tidak menerapkan degradasi dan promosi, sehingga mereka tetap dapat berkompetisi di musim berikutnya.
Dampak Potensial Likuidasi
Likuidasi Brisbane Roar akan berdampak besar pada berbagai pihak. Pemain, staf pelatih, dan pendukung klub akan terkena dampaknya. Reputasi sepak bola Australia juga bisa tercoreng.
Selain itu, likuidasi dapat berdampak negatif terhadap investasi di sepak bola Australia, khususnya bagi investor asing. Kepercayaan investor terhadap klub-klub sepak bola di Australia bisa menurun.
Keberhasilan menyelesaikan permasalahan utang Brisbane Roar akan menjadi ujian penting bagi Bakrie Group sebagai pemilik klub. Kejelasan komitmen mereka dalam membayar utang akan menentukan masa depan klub ini di kancah sepak bola Australia.
Situasi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan keuangan yang sehat dan transparan di dunia olahraga profesional. Manajemen klub yang baik, perencanaan keuangan yang matang, dan transparansi merupakan kunci keberlangsungan klub sepak bola.