Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat tajam. Penutupan perbatasan kedua negara telah menyebabkan ratusan warga dan turis terdampar, terutama di area perbatasan yang dikenal sebagai kawasan perjudian.
Langkah Thailand membatasi perlintasan darat menimbulkan kebingungan dan frustrasi bagi banyak pihak. Kondisi ini mengancam sektor pariwisata dan perdagangan di kedua negara.
Perbatasan Ditutup, Wisatawan Terjebak
Kota-kota perbatasan Thailand dan Kamboja selama ini populer sebagai destinasi wisata judi. Banyak turis yang memanfaatkan kemudahan akses untuk mengunjungi kasino di Kamboja setelah terlebih dahulu memasuki Thailand.
Namun, eskalasi politik antara kedua negara memaksa Thailand untuk memberlakukan pembatasan ketat. Turis kini dilarang melintasi perbatasan darat, meninggalkan banyak orang terjebak.
Otoritas Thailand menyebutkan pengecualian bisa diberikan untuk alasan kemanusiaan, seperti pelajar atau pasien medis, tetapi keputusan tetap berada di tangan petugas di pos pemeriksaan.
Konflik Bilateral dan Dampaknya
Hubungan Thailand dan Kamboja berada di titik terendah dalam lebih dari satu dekade. Bentrokan bersenjata di perbatasan pada Mei lalu menjadi pemicu utama ketegangan ini.
Selain penutupan perbatasan, Kamboja juga membalas dengan melarang impor beberapa produk Thailand, termasuk bahan bakar, minyak, buah, dan sayur. Situasi ini semakin memperburuk hubungan bilateral.
Konflik ini bahkan telah sampai ke ranah politik dalam negeri Thailand. Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra menghadapi tekanan untuk mengundurkan diri setelah beredar rekaman teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen. Ia dituduh terlalu lunak terhadap Phnom Penh dan melemahkan militer Thailand.
Kisah Warga Terdampak Penutupan Perbatasan
Di pos pemeriksaan Ban Khlong Luek, Provinsi Sa Kaeo, puluhan pekerja Kamboja terjebak. Mereka sebagian besar adalah pedagang yang biasa menyeberang ke Thailand untuk berdagang.
Malin Po, seorang penjual pakaian, menceritakan kesulitannya untuk kembali ke Kamboja setelah berdagang di Thailand. Dia mengaku tidak mendapat penjelasan yang jelas mengenai penutupan perbatasan.
Chanta Wo, seorang tukang kayu Kamboja, juga mengalami kesulitan. Ia berupaya menyeberang perbatasan untuk menghadiri pemakaman ibu mertuanya, tetapi dihalangi oleh petugas.
Kehadiran polisi antihuru-hara di dekat titik penyeberangan semakin memperlihatkan ketegangan di perbatasan. Penutupan perbatasan menyebabkan kesulitan bagi warga sipil di kedua negara.
Konflik berkelanjutan di perbatasan telah menyebabkan sedikitnya 28 kematian sejak 2008. Meskipun sempat mereda, ketegangan kembali meningkat tajam pada bulan Mei lalu. Upaya perdamaian hingga saat ini belum membuahkan hasil.
Belum ada kepastian kapan perbatasan akan dibuka kembali. Petugas perbatasan Thailand mengaku hanya mengikuti perintah militer dan informasi yang mereka terima sangat terbatas.
Ketidakpastian mengenai masa depan hubungan Thailand dan Kamboja menimbulkan kekhawatiran bagi berbagai pihak. Dampak ekonomi dan sosial dari penutupan perbatasan diperkirakan akan semakin terasa jika konflik tidak segera diselesaikan. Penyelesaian damai dan dialog konstruktif menjadi kunci untuk meredakan ketegangan dan memulihkan hubungan bilateral kedua negara.