Tantangan ekonomi saat ini, dengan segala kenaikan biaya hidup, membuat sebagian orangtua merasa kesulitan menyiapkan dana pendidikan anak. Namun, bukan berarti hal ini mustahil. Perencanaan keuangan yang matang dapat memastikan biaya pendidikan tetap terpenuhi tanpa mengorbankan stabilitas keuangan keluarga.
Rista Zwestika Reni CFP®, WMI, WPS, seorang perencana keuangan profesional, membagikan beberapa tips praktis untuk mengatasi hal tersebut. Berikut strategi efektif yang dapat diterapkan:
Evaluasi Keuangan Keluarga: Langkah Awal yang Penting
Langkah pertama dan krusial adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pemasukan dan pengeluaran keluarga. Hitung total pendapatan tahunan dan catat seluruh pengeluaran, termasuk biaya pendidikan anak yang cenderung meningkat setiap tahunnya.
Dengan demikian, alokasi dana pendidikan bisa diprioritaskan sebelum mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan lainnya. Rista menyarankan agar orang tua langsung menyisihkan dana pendidikan sebelum kebutuhan lainnya.
Hal ini diungkapkannya dalam talkshow “Cara Cerdas Kelola Keuangan: Persiapkan Anak Kembali ke Sekolah” di IKEA Jakarta Garden City, Kamis (19/6/2025).
Siapkan Dana Darurat: Jaring Pengaman Keuangan Keluarga
Memiliki dana darurat sangat penting, terutama dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu. Sayangnya, banyak keluarga Indonesia yang masih belum memiliki dana darurat yang cukup.
Rista mengungkapkan bahwa hanya 30 persen masyarakat Indonesia yang memiliki dana darurat ideal. Ketiadaan dana darurat seringkali menyebabkan keluarga harus berutang untuk memenuhi kebutuhan mendesak.
Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman, sehingga kebutuhan mendesak dapat terpenuhi tanpa mengganggu dana pendidikan anak.
Konsistensi Menabung: Kebiasaan yang Membangun Masa Depan
Menabung secara konsisten, meskipun dalam jumlah kecil, sangat penting. Tidak ada batasan jumlah minimal; yang terpenting adalah konsistensi.
Dana tabungan sebaiknya dialokasikan ke instrumen investasi yang aman dan memberikan imbal balik yang cukup, misalnya reksa dana pasar uang atau deposito yang diawasi OJK.
Pangkas Pengeluaran Tidak Penting: Prioritaskan Kebutuhan
Setelah mengevaluasi keuangan, langkah selanjutnya adalah membuat skala prioritas dan memangkas pengeluaran yang tidak penting. Ini akan menciptakan ruang lebih besar untuk dana pendidikan.
Dengan melakukan evaluasi dan memprioritaskan pengeluaran, dana yang tadinya digunakan untuk hal-hal yang kurang penting dapat dialokasikan untuk kebutuhan pendidikan anak.
Pahami Kebutuhan Anak: Libatkan Mereka dalam Perencanaan
Biaya pendidikan tidak hanya mencakup biaya sekolah. Ada juga kebutuhan lain seperti alat tulis, seragam, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Diskusikan kebutuhan sekolah dengan anak. Ini akan membantu mereka merasa lebih bertanggung jawab dan terlibat dalam proses perencanaan.
Manfaatkan Promo: Bijak Berbelanja Perlengkapan Sekolah
Manfaatkan promo saat berbelanja perlengkapan sekolah, namun tetap perhatikan kualitas barang. Jangan sampai tergiur harga murah namun kualitas rendah.
Membeli barang berkualitas meski dengan harga promo lebih baik daripada membeli barang murah yang cepat rusak. Hal ini akan menghemat pengeluaran jangka panjang.
Dengan menerapkan keenam tips di atas, orangtua dapat lebih efektif dalam menyiapkan dana pendidikan anak, meskipun dalam kondisi ekonomi yang sulit. Perencanaan yang matang dan disiplin keuangan merupakan kunci utama keberhasilan.